Surplus Neraca Perdagangan RI Agustus Tertinggi Sejak 2012

Dua pekerja di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok tengah melintas dengan sepeda motor.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Setelah mencatatkan defisit pada Juli 2017, neraca perdagangan Indonesia pada Agustus kembali mencetak surplus US$1,72 miliar, dengan total nilai ekspor US$15,21 miliar dan impor US$13,49 miliar. 

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengungkapkan, surplus yang terjadi pada Agustus merupakan capaian tertinggi neraca perdagangan Indonesia sejak 2012 silam. Berdasarkan catatan otoritas statistik, surplus neraca perdagangan terbesar terakhir terjadi pada November 2011.

“Terakhir itu November 2011, dan kejadiannya sama. Ekspornya naik, impornya turun,” kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat 15 September 2017.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Kecuk mengungkapkan, nilai ekspor Agustus secara month to month mengalami kenaikan 11,73 persen, dan secara year on year dibandingkan periode yang sama tahun lalu tumbuh 19,24 persen. Membaiknya harga komoditas, memicu sentimen positif terhadap kinerja ekspor non minyak dan gas.

Merinci lebih jauh, ekspor non migas Agustus tercatat mengalami kenaikan 11,93 persen dibandingkan Juli 2017, dan tumbuh 19,94 persen secara year on year dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan terbesar terjadi pada perhiasan permata, sementara penurunan terbesar terjadi pada produk kimia.

BPS Sebut Seruan Boikot Produk Israel Tidak Signifikan Pengaruhi Kinerja Perdagangan

“Ada beberapa komoditas ekspor yang naik seperti batubara, minyak kelapa sawit, karet, tembaga dan nikel secara month to month,” katanya.

Sementara itu, nilai impor Agustus secara month to month tercatat mengalami penurunan 2,88 persen, namun meningkat 8,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan impor non migas terbesar terjadi pada golongan buah-buahan sebesar US$63,6 juta, sementara penurunan terbesar adalah golongan perhiasan dan permata US$184,1 juta.

“Meskipun month to month masih negatif, tapi year on year masih positif,” katanya.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif sejak Januari-Agustus 2017 masih mencatatkan surplus US$9,11 miliar, dengan total nilai eskpor US$108,79 miliar dan nilai impor US$99,68 miliar. Otoritas statistik berharap, surplus yang terjadi pada Agustus bisa berlanjut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya