YLKI Tegaskan Transaksi Non Tunai Bukan Solusi Kemacetan

Kartu e-Toll
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA.co.id – Sistem transaksi non tunai di jalan tol dinilai tidak bisa dijadikan solusi untuk mengatasi kemacetan di kota besar seperti Jakarta. Meski menggunakan e-Toll atau uang elektronik, kemacetan parah di Jakarta tidak bisa lagi dihindari.

Transaksi di Gerbang Tol Jadi Lambat Gegara Ulah 28 Ribu Kendaraan, Jangan Dicontoh!

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, pihaknya sering menerima aduan soal masih parahnya kemacetan di Ibu Kota, meskipun saat ini sudah diterapkan transaksi non tunai atau Gerbang Tol Otomatis (GTO)

"Sudah banyak (aduan), karena ternyata memang Jasa Marga salah menginformasikan atau mengiklankan soal efektivitas GTO. Waktu itu dipromosikan ini akan atasi kemacetan, padahal sangat tidak. Karena volume traffic yang ada itu sudah jauh lebih parah dibandingkan hanya masalah antrean di dalam loket pembayaran," kata Tulus di Jakarta, Jumat 22 September 2017.

Dorong Transaksi Non Tunai, Bank Mandiri Pamer Layanan Mandiri Contactless

Menurut Tulus, untuk sistem pembayaran non tunai di jalan tol, Indonesia sendiri sudah sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negeri jiran, Malaysia. 

"Malaysia yang dulu belajar tol sama kita itu sudah lama menggunakan e-Toll. Sementara kita baru saat ini," ujarnya. 

Aksi Tanpa Pamrih Nikita Mirzani di Jalan Tol Menyita Perhatian

Ia menegaskan, penggunaan e-Toll sudah tidak efektif untuk menangani kemacetan. Sebab, volume kendaraan yang ada sudah melewati kapasitas jalan yang ada di Ibu Kota.

"Karena volume traffic kendaraan yang sudah sangat crowded maka sebenarnya e-Toll ini tidak efektif untuk atasi kemacetan. Jadi jangan mimpi, Jasa Marga atau operator tol mengatakan dengan e-Toll akan mengurangi kemacetan. Bahkan kita sebelum masuk pun sudah macet dan keluar juga sudah macet," kata dia.

Secara riil, sambung dia, nilai tambah penggunaan e-Toll di jalan tol juga belum terlihat dampaknya, kecuali hanya berupa kemudahan bagi operator dalam pemungutan tarif perjalanan di jalan tol tersebut.

"Karena khususnya tol dalam kota itu volume traffic yang sudah sangat crowded, di mana jumlah kendaraannya yang sudah sangat tinggi itu bisa dilihat dari kecepatan rata rata kilometer di tol," kata Tulus. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya