Rp106 Triliun Uang Rakyat Sia-sia Termakan Investasi Bodong

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terpilih Wimboh Santoso
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA.co.id – Otoritas Jasa Keuangan mencatat, total kerugian yang dialami masyarakat akibat kegiatan investasi bodong diperkirakan mencapai Rp105,8 triliun. Total kerugian tersebut, terjadi selama periode 2007 sampai dengan pertengahan 2017.

Terungkap Alasan Gen Z Rentan Terjerat Investasi Bodong, Ini Kata Pakar

“Bisa dibayangkan duit masyarakat yang hilang,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso dalam diskusi publik GK Center bertema Waspada Investasi, Jakarta, Sabtu 7 Oktober 2017.

Menurut Wimboh, tingginya kerugian yang dialami masyarakat atas kegiatan penghimpunan investasi tak lepas dari beberapa persoalan. Terlebih, ada sejumlah lembaga investasi bodong yang menawarkan imbal hasil yang relatif menjanjikan.

Datangi MA, Korban Investasi Bodong Doni Salmanan Desak Aset Bisa Dikembalikan

Kurangnya edukasi dan pemahaman terhadap kegiatan investasi, menjadi salah satu alasan munculnya lembaga investasi bodong. Padahal, ditegaskan Wimboh, tidak ada satupun jenis investasi yang menguntungkan, dengan risiko yang rendah.

“Masyarakat tidak paham. Tergiur karena pingin cepat dan besar. Belum lagi karena ada tokoh yang meyakinkan, dan diterima dengan baik di masyarakat. Akhirnya ditunggangi,” kata Wimboh.

Korban Investasi Bodong EDCCash Malah Minta Kasusnya Dihentikan, Ada Apa?

Melalui Satuan Tugas Waspada Investasi, Wimboh menegaskan akan menggencarkan edukasi dan pemahaman terhadap masyarakat tentang bahaya investasi bodong. Sebab, ada beberapa komponen yang harus diketahui masyarakat sebelum berinvestasi.

“Harus mengerti produk dan legalitasnya. Kedua itu risiko,” katanya. (hd)

Ilustrasi investasi bodong.

Hati-hati, Simak 9 Tips Paling Efektif Agar Tak Tertipu Investasi Bodong

Mengenali investasi yang sah dan yang palsu tidaklah terlalu sulit. Meskipun demikian, masih banyak korban investasi palsu yang terus muncul. Penyebanya kurang pemahaman.

img_title
VIVA.co.id
21 Maret 2024