Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Pakai Jalur 'Existing'

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Syaefullah

VIVA.co.id – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, untuk kereta semi-cepat Jakarta-Surabaya, diputuskan menggunakan jalur existing atau jalur yang saat ini sudah digunakan. 

Garap Proyek Transportasi, Menhub Sebut Jokowi Akan ke Jepang

Keputusan itu, setelah pertemuan dengan Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla. 

"Agar kereta api Jakarta-Surabaya menggunakan jalur existing . Saya pikir rasional. Dari pertimbangan, satu cepat, murah dan menyelesaikan banyak hal," ujar Budi Karya, di Bandara Trunojoyo, Sumenep, Minggu, 8 Oktober 2017.

Penumpang Transportasi Lebih dari 50 Persen Dilakukan Bertahap

Selain itu, menggunakan jalur yang sudah tersedia juga membuat biaya murah. Sebab, tidak perlu membuat jalur baru yang memakan dana dan waktu juga.

Awalnya, memang ada opsi kalau jalur yang digunakan adalah jalur baru. Dengan diputuskannya menggunakan jalur yang sudah ada, maka nantinya Jakarta ke Surabaya akan ditempuh hanya lima jam. 

Jokowi Diyakini Sehat Usai Lakukan Tes Corona COVID-19

Budi Karya mengatakan, pihaknya menginginkan kereta semi-cepat ini 140 km per jam. Maka nantinya, Jakarta dan Surabaya bisa mondar mandir dalam sehari. 

Selain itu,  dengan kereta semi-cepat Jakarta-Surabaya, penumpang bisa dialihkan dari yang menggunakan pesawat udara. 

"Kita harapkan juga orang-orang yang menggunakan pesawat bisa berpindah ke kereta api supaya produktivitas ruang udara bisa dijaga," kata Budi Karya.

Pertumbuhan penumpang untuk pesawat sangat tinggi, yakni hingga mencapai 9 persen. 

Kereta Jakarta-Surabaya, lanjut Budi Karya, walau sudah diputus menggunakan jalur yang sudah ada tapi masih akan ada study antara pemerintah Indonesia dengan Jepang selaku investor. 

Namun ia memprediksi, untuk menyelesaikan jalur Jakarta-Surabaya butuh empat tahun. Terutama untuk perlintasan sebidang yang dari Jakarta hingga Surabaya ada 800 titik. Maka nanti, akan dibuat underpass atau jalan layang. 

"Nanti tim Jepang-Indonesia akan laporkan akhir November. Kalau bayangan saya, Jakarta-Semarang bisa 2019. Baru Semarang-Surabaya butuh dua tahun lagi, jadi totalnya 4 tahun," jelasnya. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya