Perusahaan Bengkel Pesawat Garuda Resmi Tercatat di Bursa RI

PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk hari ini resmi tercatat sebagai emiten baru di Bursa Efek Indonesia dengan kode efek GMFI
Sumber :
  • Dokumentasi GMF

VIVA.co.id – PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMF), anak usaha maskapai Garuda Indonesia di bidang perawatan dan perbaikan (MRO) pesawat di Indonesia, hari ini resmi tercatat sebagai emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode efek GMFI. GMF, yang merupakan perusahaan ke-25 yang mencatatkan saham perdana di BEI pada tahun 2017, adalah emiten pertama dari industri MRO di Indonesia.

Cari Dana Segar, HK Infrastruktur Melantai di Bursa Akhir 2021

GMF melepas 2.823.351.100 lembar saham baru atau sebesar 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdananya dengan harga sebesar Rp400. Dengan harga tersebut, GMF berhasil menghimpun dana sebesar Rp1,27 triliun. 

Sebelumnya GMF menutup masa penawaran umum kepada publik dengan mencatatkan oversubscribe sebanyak 2,6 kali. Sekitar 60 persen dana bersih dari hasil IPO ini akan digunakan oleh GMF untuk mendanai investasi GMF dalam rencana ekspansi, sekitar 15 persen untuk refinancing, dan sisanya untuk kebutuhan modal kerja.

BEI Targetkan 30 Pencatatan Efek Baru pada 2021

Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan, IPO ini merupakan langkah strategis bagi GMF untuk mewujudkan visi menjadi Top10 MRO in The World dengan revenue mencapai US$1 miliar di tahun 2021 dan mendukung perekonomian Indonesia. 

“Kami akan meningkatkan investasi, membuka lapangan pekerjaan, serta membayar pajak lebih banyak,”ujar Iwan dikutip dari keterangan resminya, Selasa 10 Oktober 2017. 

Soal Anak Usaha Pertamina IPO, Pengamat: Tak Ada UU yang Dilanggar

Menurutnya, GMF akan meneruskan proses penawaran saham GMF kepada investor strategis. Jumlah yang akan dilepas adalah sebesar 20 persen dari modal yang ditempatkan GMF setelah IPO. Investor strategis akan berkesempatan menanamkan modal langsung pada perusahaan.

“GMF membuka peluang kepada calon investor strategis untuk dapat bermitra dengan GMF selama masa pertumbuhan yang gencar ini," tambahnya.

Dengan dana tersebut, GMF akan memulai pembangungan fasilitas perawatan pesawat di Batam, Australia, Asia Timur, dan Timur Tengah.  Selanjutnya, GMF akan segera melakukan peningkatan kapabilitas perusahaan dalam bidang airframe, component, dan engine untuk pesawat. 

Perbarui Teknologi

Selain itu, perusahaan akan memperbarui teknologi dan peningkatan kualitas tenaga ahli GMF guna meningkatkan daya serap perusahaan secara organik. 

GMF memiliki catatan historis yang baik hingga tahun buku 2016. EBITDA margin GMF sebesar 26 persen tercatat salah satu yang tertinggi di industri MRO. 

Pertumbuhan pendapatan secara konsisten mencapai dua digit selama tiga tahun terakhir, dengan 27,18 persen pada 2016. Sementara itu, pendapatan GMF pada 2016 adalah sebesar US$389 juta, dengan laba bersih sebesar US$57,7 juta. Berdasarkan pendapatan yang diraih, GMF menduduki posisi 13 perusahaan MRO di dunia.

“Dengan kinerja yang positif, prospek industri yang menjanjikan, dan kepercayaan para dari berbagai pihak, melalui IPO ini kami mengajak masyarakat Indonesia untuk bergabung menjadi bagian dari keluarga besar GMF dan turut berkontribusi kepada ekonomi Indonesia," tegasnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya