BI Ungkap Manfaat 100 Persen Elektronifikasi Jalan Tol

Pengendara melakukan transaksi pembayaran tol non tunai di gerbang tol Pejompongan, Jakarta, Selasa (12/9).
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga

VIVA.co.id – Bank Indonesia membeberkan secara rinci alasan elektronifikasi pembayaran jalan tol wajib dilakukan. Regulator sistem pembayaran mencatat, ada beberapa keuntungan dari implementasi 100 persen transaksi nontunai di jalan tol.

Dorong Transaksi Non Tunai, Bank Mandiri Pamer Layanan Mandiri Contactless

Direktur Program Elektronifikasi Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Pungky Purnomo Wibowo, mengungkapkan, elektronifikasi gerbang tol secara tidak langsung menekan angka antrean yang kerap terjadi di gerbang tol. Ketika terimplementasi 100 persen, maka bisa tercipta transaksi efisien.

“Kembalian tidak akan susah. Mencari receh yang membuat tidak efisien, menjadi efisien. Bahkan, nantinya tarif tol tidak akan naik drastis, bisa dengan kelipatan kecil,” kata Pungky, Jakarta, Selasa 10 Oktober 2017.

Tarif QRIS Harus Ditunda, Gus Imin: UMKM Baru Bangkit

Dengan angka antrean di gerbang tol yang bisa ditekan, maka biaya-biaya yang selama ini ditanggung pengguna jalan bisa semakin berkurang. Tidak hanya dari sisi material, melainkan juga dari sisi kerugian waktu selama di jalan tol.

Dalam meningkatkan penetrasi elektronifikasi jalan tol, BI bersama para pemangku kepentingan lainnya pun akan memanjakan masyarakat dengan berbagai fasilitas. Misalnya mulai minggu depan, akan disediakan penyediaan kartu dengan harga khusus hingga 31 Oktober 2017.

Keseruan Bertransaksi Non Tunai Menggunakan QRIS BNI Mobile Banking di BNI Java Jazz Festival 2023

“Kalau tidak ada aral melintang, Senin depan mulai. Disediakan bagi pelanggan jalan tol yang kesulitan memperoleh uang elektronik pada saat membayar gardu tol. Perolehan kami batasi, satu mobil dapat satu kartu,” katanya.

Selain itu, bank sentral pun membuka kesempatan bagi bank-bank lainnya untuk ikut serta dalam program elektronifikasi. Saat ini, ada lima bank penerbit uang elektronik, dan pada akhir tahun ini rencananya akan ada tiga bank tambahan, yakni Bank Mega, Bank Nobu, dan Bank DKI.

“Sehingga integrasi akan lebih mudah dan lebih kuat. Masyarakat secara bebas dan nyaman menggunakan uang elektronik dari bank-bank tersebut," katanya.

Adapun mengenai biaya pengisian ulang, Pungky menegaskan aturan yang belum lama ini diterbitkan bank sentral tetap mengedepankan perlindungan konsumen. BI tidak ingin, bank dengan bebas membebankan biaya lebih kepada konsumen.

Pungky pun menegaskan, BI akan menerima segala bentuk masukan dari masyarakat, dalam proses integrasi dan elektronifikasi pembayaran. Hal ini merupakan upaya dalam memacu perekonomian yang lebih efisien, nyaman, dan tidak terbebani biaya berlebih.

“Sinergi akan terus dilakukan baik darat, laut dan udara. Kita akan ajak kumpul seluruh stakeholders dan upayakan semua pihak bisa mendukung program BI,” jelas Pungky. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya