Kegiatan Usaha Kuartal III Meningkat, tapi Tak Menggeliat

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside/Files

VIVA.co.id – Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia mencatat ekspansi kegiatan usaha pada kuartal ketiga 2017 masih berlanjut. Meski demikian, bank sentral mencatat ekspansinya tidak setinggi pada kuartal sebelumnya.

Dukung UMKM Indonesia, BRI Gelar Pesta Rakyat Simpedes

Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha yang positif sebesar 14,32 persen, atau lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 17,36 persen. Adapun secara sektoral, peningkatan kegiatan usaha terindikasi pada seluruh sektor ekonomi.

“Peningkatan terbesar pada sektor jasa dan keuangan, realestat, dan jasa perusahaan SBT 3,18 persen,” tulis survei BI, dikutip melalui keterangan resmi, di Jakarta, Rabu 11 Oktober 2017.

Dirut BRI Ungkap 2 Faktor yang Bisa Selamatkan Indonesia dari Resesi di 2023

Sementara itu, kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal ketiga tahun ini pun tercatat meningkat dengan SBT 1,76 persen. Kinerja ini sejalan dengan nilai purchasing managers index - SKDU kuartal III-2017 yang tercatat mengalami ekspansi dengan indeks sebesar 50,51 persen.

Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, bank sentral menyatakan tingkat penggunaan tenaga kerja pada kuartal ketiga meningkat, dengan SBT sebesar 0,13 persen. Meskipun sejatinya lebih rendah dibandingkan kuartal kedua tahun lalu yang mencapai 4,23 persen.

Sri Mulyani Ingatkan Risiko yang Intai Ekonomi Global, RI Siapkan Ini

“Dari sisi keuangan, kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha pada kuartal III-2017 tetap baik, dengan akses terhadap kredit perbankan yang relatif lebih mudah,” tulis bank sentral.

Adapun pertumbuhan kegiatan usaha kuartal keempat tahun ini diperkirakan tetap positif, terindikasi dari SBT sebesar 7,63 persen. Meski demikian, bank sentral mencatat, pertumbuhan kegiatan usaha pada kuartal selanjutnya masih lebih rendah dari kuartal ketiga tahun ini.

“Terbatasnya kegiatan usaha, terutama disebabkan kontraksi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan sebagai akibat faktor musiman,” ungkap BI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya