Strategi Ritel di Tengah Serbuan Bisnis Daring

Talkshow masa depan ritel
Sumber :
  • VIVA.co.id/Linda Hasibuan

VIVA – Belakangan ini sejumlah bisnis ritel Indonesia sedang lesu. Beberapa retail dalam naungan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) tutup, seperti Lotus pada akhir Oktober an Debenhams Department Store pada akhir Desember 2017.

Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Hal tersebut, salah satunya diduga karena maraknya bisnis e-commerce yang tumbuh subur dan memberikan fasilitas bebas ongkos kirim. Namun hal tersebut merupakan salah satu strategi untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Seperti yang diakui Handaka Santosa, CEO Sogo Department Store Indonesia. Menurut dia, meski kini bisnis ritel sedang mengalami penurunan namun sebisa mungkin pihaknya mengikuti perkembangan zaman, yakni membentuk one stop shopping.

Di Jombang, Ditemukan Gudang Simpan Makanan Kadaluarsa Hingga Tak Berizin

“Kalau saya lihat bisnis ritel itu diharuskan mengikuti perkembangan zaman, seperti membuat one stop shopping. Ini bisa mengarahkan customer berlama-lama dalam belanja dan mencari kebutuhan mereka dalam satu tempat,” ujar Handaka saat ditemui pada acara di kawasan Jakarta, Rabu, 1 November 2017.

Misalnya, menyediakan barbershop untuk pria yang menemani istri atau pasangannya ketika berbelanja. Selain itu, juga memberikan beragam promo, diskon, poin dan hadiah.

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024

Produk Sogo juga bisa dibeli secara daring atau online dan mengambilnya di Sogo terdekat. Dia pun mengakui bahwa beberapa bisnis ritel di bawah MAPI yang tutup, ingin membentuk wajah baru. Ini merupakan strategi bisnis demi meningkatkan kinerja keuangan induk perusahaan.

Ketika ditanya bagaimana pendapatan Sogo dalam setahun terakhir, dia mengaku cukup meningkat. Omzet yang dibukukan meningkat 10 persen dikontribusi barang fesyen dan kosmetik.

“Tahun ini kenaikan 10 persen cukup baik dalam menghadapi perkembangan jual beli online. Kalau yang banyak diburu fesyen dan kosmetik. Kembali tergantung segmennya karena ada beberapa customer banyak melakukan experience,” tutur Handoko.

Head of Corporate Communication MAPI Fetty Kwartati sebelumnya mengatakan, bahwa MAPI sedang melakukan konsolidasi bisnis department store milik perusahaan dan berfokus pada gerai Sogo, Seibu dan Galeries Lafayette.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga kuartal III/2017, MAPI membukukan laba sebesar Rp248,49 miliar, naik dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp120,29 miliar.

Pendapatan perseroan meningkat dari sebelumnya Rp10,29 triliun menjadi Rp11,68 triliun, didukung kuatnya penjualan eceran dan grosir sebesar Rp10,77 triliun atau 92,25 persen dari total pendapatan bersih perusahaan. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya