Mau Jadi Negara Maju, Infrastruktur Jadi Keharusan

Ilustrasi pembangunan infrastruktur jalan
Sumber :
  • VIVA.co.id / Renne Kawilarang

VIVA – Pemerintah meyakini cara utama agar Indonesia dapat menjadi negara maju pada tahun 2045 adalah pembangunan infrastruktur. Meski, saat ini kontribusi infrastruktur Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) belumlah ideal dan maksimal.

Kemenpan-RB Siapkan 200 Ribu Formasi Calon ASN untuk Ditempatkan di IKN

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, reformasi struktural merupakan suatu keharusan jika Indonesia ingin mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen setiap tahun. 

Namun, lanjut dia, dari semua aspek reformasi struktural yang dikerjakan saat ini menurutnya masih terkendala dari sisi suplai. Salah satunya yang masih kurang maksimal adalah keberadaan infrastruktur fisik dan non fisik.

PM Kishida Sampaikan ke Prabowo Jepang Akan Berkontribusi di Infrastruktur dan Energi di Indonesia

"Ini terlihat dari stok infrastruktur kita terhadap PDB di 2012. stok infrastruktur kita terhadap PDB hanya 38 persen. Dengan itu, Indonesia hanya menang dari Brasil yang 16 persen tapi kita masih kalah jauh dibanding India yang juga emerging economy, stok infrastrukturnya 58 persen, China 76 persen, Polandia 80 persen, Afrika Selatan 87 persen," kata Bambang, Rabu sore, 8 November 2017. 

Untuk itu, kata Bambang, semua pihak harus bersama-sama mendukung pembangunan infrastruktur. Termasuk pihak swasta yang dinilai masih belum sepenuhnya berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur.

KIP Perintahkan KPU Beberkan Data Rincian Infrastruktur Teknologi Pemilu 2024

"Indonesia tahun 1995 stok infrastrukturnya hampir separuh 49 persen. Tapi maaf setelah reformasi justru turun tinggal 38 persen," ujar dia. 

Dia pun mencontohkan negara maju yang telah memadai adalah Jepang yang mana stok infrastrukturnya sudah mencapai 179 persen dari PDB, Amerika sebesar 64 persen, lalu Jerman 71 dan Kanada 58 persen.

"Bangun infrastruktur bukan pilihan, tapi keharusan," tuturnya. (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya