Pentingnya Berorganisasi bagi Mahasiswa

Musyawarah Disaster Nursing Maluku Utara.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Pada tahun ajaran baru 2017, banyak mahasiswa baru yang ingin mencari jati dirinya di kampus dengan mengikuti berbagai organisasi. Baik organisasi internal maupun organisasi eksternal. Sebagai mahasiswa baru tentu perlu berpikir baik-baik. Karena di awal-awal masuk perguruan tinggi pasti mereka masih berpikir bagaimana proses perkuliahan nanti.

Pergilah Dinda Cintaku

Namun, ada juga di antara mereka yang sudah tertarik ingin mengenal satu atau dua organisasi di internal kampus atau eksternal. Hal ini wajar, sebab pada masa awal sebelum kuliah, terutama pada masa orientasi, lembaga-lembaga kemahasiswaan diberi kesempatan mengenalkan organisasi mereka kepada mahasiswa baru.

Nah, apakah penting mahasiswa baru langsung ikut organisasi? Untuk mengenal organisasi memang perlu. Tapi, kalau langsung masuk saja tanpa mempertimbangkan matang-matang, penulis berpendapat untuk sementara berpikir baik-baik dulu. Karena hanya orang-orang beruntung yang bisa sukses dalam berorganisasi. Mengapa demikian?

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Banyak organisasi kemahasiswaan, organisasi kepemudaan, organisasi daerah, bahkan organisasi profesi hanya punya namanya saja tetapi tidak ada program kerja untuk membangun kreativitas anggotanya. Karena itulah penulis berpendapat, sebelum menentukan pilihan untuk berorganisasi sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu.

Tapi dibalik itu, sebenarnya penting bagi mahasiswa baru untuk masuk ke dalam sebuah organisasi. Manfaatnya antara lain adalah dapat melatih skill dan mengembangkan hobi. Biasanya organisasi di kampus atau organisasi eksternal itu lebih fokus untuk pengembangan diri, skill, dan hobi anggota-anggotanya.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Selain itu, di dalam organisasi juga tidak selalu membicarakan soal politik saja. Inti dari organisasi itu adalah sebagai sarana berkumpulnya orang-orang dengan tujuan dan minat yang sama. Jadi ada banyak organisasi di sekitarmu yang juga memiliki konsep berbeda dan tidak membicarakan soal politik saja. Misalnya saja berdasarkan pada hobi, minat, atau profesi.

Berorganisasi juga dapat melatih kepemimpinan. Saat berada di sebuah organisasi, kita akan bertemu dan bekerja sama dengan banyak orang. Tidak jarang kita akan diberi amanah untuk memimpin sebuah organisasi. Meski hanya organisasi kecil-kecilan, tetapi tetap dituntut untuk menjadi pemimpin. Secara otomatis jiwa kepemimpinan juga akan ikut terasah saat berdiskusi dengan banyak kepala.

Manfaat lainnya, ikut berorganisasi ternyata bisa menjadi modal untuk melamar pekerjaan. Dalam organisasi biasanya akan mengadakan seminar atau diskusi terbuka, mengadakan penggalangan dana, atau melakukan sosialisasi. Nah, pengalaman-pengalaman ini akan sangat berguna saat akan melamar kerja. Pengalaman-pengalaman itu bisa dimasukkan dalam CV sebagai referensi tambahan. Tidak jarang juga perusahaan yang menanyakan keaktifan dalam organisasi saat kuliah.

Selain itu, penting juga punya pengalaman berorganisasi kalau kamu mau mendapat beasiswa, terutama beasiswa ke luar negeri. Keaktifan dalam organisasi dapat menjadi nilai plus. Bahkan tak jarang salah satu syarat mendapatkan beasiswa adalah aktif berorganisasi.

Memperluas jaringan kerja dan bisnis juga menjadi salah satu keuntungan bergabung dengan organisasi karena bisa bertemu banyak orang. Jika mengikuti organisasi yang memiliki banyak cabang di berbagai kota di Indonesia, maka kita akan memiliki banyak saudara di berbagai kota. Tentu saja hal ini sangat menguntungkan bagi yang sedang mencari kerja atau bergelut dengan bisnis. Apalagi bagi yang hobi jalan-jalan, bisa menghemat biaya akomodasi dengan menginap di tempat teman tersebut.

Pengetahuan mahasiswa dapat bertambah tidak hanya dengan membaca buku dan mengikuti kuliah dari dosen, tapi juga lewat organisasi. Jika buku dan kuliah mungkin lebih banyak teori, tapi dengan ikut organisasi pengetahuan yang diperoleh bisa lewat dunia nyata secara langsung. Orang-orang di organisasi biasanya sering menyusun kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat.

Masuk organisasi berarti bergabung dalam sebuah jaringan. Biasanya mereka yang tergabung dalam suatu wadah organisasi yang sama persaudaraannya akan kuat. Ketika mengikuti dan menjadi panitia acara tertentu, seorang anggota organisasi bisa saja terhubung dengan pihak lain yang berkompeten. Tidak heran bila anak-anak yang aktif organisasi memiliki banyak relasi dari yang sekelas mahasiswa hingga politisi dan pejabat.

Manfaat paling umum yang dirasakan ketika ikut organisasi adalah memiliki banyak teman. Baik teman yang terhubung dengan organisasi yang diikuti, atau pun yang berasal dari organisasi lain. Jika fokus kuliah saja, mungkin teman yang dikenal hanya teman sekolah dan sejurusan. Namun, dengan masuk organisasi seorang mahasiswa akan mengenal lebih banyak orang, baik satu kampus maupun beda kampus.

Mahasiswa yang sibuk kuliah saja dan tertutup mungkin akan cerdas secara intelektual tapi miskin dari segi sosial dan komunikasi dengan orang lain. Berorganisasi adalah cara untuk mengasah dan meningkatkan hubungan dengan berbagai orang dengan karakter yang berbeda.

Organisasi juga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan dasar-dasar kepemimpinan dalam diri seseorang. Meskipun dalam kelas juga ada pembagian kinerja seperti ketua kelas, bendahara, sekretaris dan sebagainya. Sedikit berbeda dengan organisasi di mana ruang lingkupnya lebih luas. Dengan pembagian kerja berdasarkan tim, setiap anggota organisasi menjadi terasah kepercayaan diri dan dalam memengaruhi orang lain pada sebuah tujuan.

Berdasarkan pendapat penulis tersebut, bahwa organisasi bagi mahasiswa sangat berperan penting sebagai wadah pembelajaran selain di perkuliahan. Hal ini disebabkan karena bangku sekolah atau perkuliahan tidak mengajari kemampuan-kemampuan yang tergolong soft skills seperti yang disebutkan.Kemampuan itu bisa didapatkan dari organisasi internal dan eksternal kampus dengan tujuan untuk mengasah kemampuan, kemandirian, keterampilan, bahkan menemukan jati diri untuk keberhasilan kerja. (Tulisan ini dikirim oleh La Erwin Hi. Mutalib, Ketua Umum Disaster Nursing Indonesia)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya