Serangan atas Muslim di Amerika Meningkat Selama 2015

Penembakan di San Bernardino Amerika Serikat
Sumber :
  • REUTERS/NBCLA.com

VIVA.co.id - Aksi vandalisme dan serangan teror terhadap umat Muslim di Amerika mengalami kenaikan pada tahun 2015. Aksi ini semakin meningkat setelah terjadi serangan teror yang dilakukan oleh pasangan suami istri di San Bernardino, California, beberapa pekan lalu.

Tebakan Beruang Putih 'Peramal' Soal Trump Benar

Sepanjang tahun 2015, hingga 8 Desember 2015, masjid-masjid dan Pusat Kegiatan Islam di Amerika terus menjadi korban vandalisme, kekerasan, dan kelompok fanatik anti Muslim. Sejak 63 tahun, merujuk data sementara dari Council on American-Islamic Relations (CAIR) yang disampaikan oleh CNN, tahun ini menjadi tahun serangan terbanyak.

Menurut juru bicara CAIR, Corey Saylor, laporan ini dikompilasi dari publikasi media dan laporan dari kelompok-kelompok yang berada di berbagai wilayah. "Sejauh ini, insiden penyerangan terhadap sejumlah masjid, jauh lebih banyak dari yang dilaporkan," kata Saylor.

Pada Minggu kemarin, dua masjid di Kota Hawthorne, California, mendapat serangan anti-Muslim, tak lama setelah terjadi serangan di San Bernardino yang menewaskan 14 orang dan melukai 21 lainnya.

"Beberapa anggota kami hendak salat subuh saat menemukan tulisan "Jesus" di tembok masjid," kata Zahid Mian, seorang anggota Komunitas Muslim Ahmadiyah. Tak lama, sebuah granat juga ditemukan di luar masjid. Namun ternyata itu adalah sebuah replika yang terbuat dari plastik.

Sebelumnya, pada Kamis, seorang pria yang tengah memegang pisau berkomentar dengan nada mengancam pada seorang wanita Muslim di tempat pencucian mobil di Chino Hills, California. Pria tersebut ditangkap karena melakukan tindakan kriminal berupa ancaman kebencian.

Dikutip dari rt, 14 Desember 2015, tahun 2010, terdapat 53 insiden saat merebak kontraversi di kota New York soal apakah perlu membangun masjid di ground zero, lokasi bekas menara kembar WTC.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh CAIR, sepanjang bulan November, terjadi serangan anti Muslim pada 17 masjid. Sementara menurut laporan yang disampaikan oleh Intercept Glenn Greenwald, selama tanggal 8 sampai 12 Desember, terdapat 14 ancaman dan serangan terhadap Muslim dan masjid . Insiden termasuk pembakaran di sebuah masjid di Coachella, California. Lalu ditemukannya kepala babi di sebuah masjid di Philadelphia, Pennsylvania.  Evakuasi markas CAIR di Washington, DC setelah menerima amplop yang diisi dengan zat yang mencurigakan. Termasuk kejadian rasis pada Ahmed Mohamed, seorang siswa kulit hitam yang merakit jam digital namun dituduh merakit bom oleh gurunya.

Sementara data yang dikompilasi oleh rt.com menyebutkan, sekitar 10 serangan anti Muslim terjadi hampir tiap hari, sepanjang tanggal 5 hingga 11 Desember di seluruh Amerika Serikat. Dan Jumat pekan lalu, sejumlah petugas pemadam kebakaran dipanggil setelah terjadi kebakaran di Coachella Valley, sebuah area warga Muslim. Kebakaran diduga terjadi setelah pelemparan bom molotov yang dilakukan oleh Carl James Dial. Pria berusia 23 tahun ini akhirnya ditangkap dan didakwa dengan beberapa tuduhan, termasuk melakukan kejahatan berunsur kebencian.

Sejumlah area Muslim di Washington DC mengaku petugas keamanan yang mereka sewa memilih mengundurkan diri karena khawatir pada keselamatan diri mereka, setelah terjadi serangan di San Bernardino.

Untuk menjaga keselamatan, sejumlah warga dan komunitas Muslim, akhirnya meminta bantuan pada pihak keamanan. Menurut laporan Reuters, sejumlah masjid di Phoenix, Arizona dan selatan Virginia telah meminta pengamanan pada Departemen Keamanan Dalam Negeri, demi keselamatan dan keamanan mereka. (ren)

Gelombang Aksi Protes Terpilihnya Presiden AS Donald Trump.

Tanggapan Muslim di Afrika atas Menangnya Trump

Amerika Serikat sedang mengalami degradasi moral.

img_title
VIVA.co.id
12 November 2016