10 WNI Bebas, Berapa Tebusan yang Dibayar ke Abu Sayyaf?

Sepuluh warga negara Indonesia yang dibebaskan kelompok Abu Sayyaf saat sedang menikmati jamuan makan di rumah Gubernur Sulu Filipina, Minggu (1/5/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/www.scmp.com

VIVA.co.id – Kelompok militan Abu Sayyaf akhirnya membebaskan 10 sandera warga negara Indonesia (WNI) yang telah ditawan sejak Maret 2016 lalu. Ke-10 sandera tersebut merupakan para anak buah kapal (ABK) Brahma yang dibajak beberapa waktu lalu.

RI Upayakan 2 WNI Sandera Abu Sayyaf Bisa Cepat Pulang

Para WNI itu dikabarkan dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Ke-10 WNI itu kemudian dibawa ke rumah Gubernur Provinsi Jolo, Sulu, Filipina, untuk diberi makan dan mandi. Sulu terletak sekitar 1.000 kilometer dari Manila, ibu kota Filipina.

Menurut Kepala Polisi Provinsi Ulu Inspektur Wilfredo Cayat, dikutip Philippine Daily Inquirer, Minggu 1 Mei 2016, para sandera WNI itu dibebaskan berkat adanya uang tebusan yang dibayarkan pada 29 April 2016 lalu. Pembebasan sendiri dilakukan pada hari ini.

Dua WNI Eks Sandera Abu Sayyaf Bertemu Keluarga

Uang tebusan, kata dia, dibayar pada Jumat 29 April 2016 lalu oleh Patria Maritime Lines, perusahaan para pelaut tersebut bekerja, sebesar US$1 juta atau setara Rp13,1 miliar (kurs Rp13.197). Namun, sumber lain menyatakan bahwa uang tebusan yang dibayar untuk membebaskan para sandera sejumlah Rp5,4 miliar. Sejauh ini belum ada konfirmasi terkait jumlah uang tebusan yang dibayarkan ke kelompok Abu Sayyaf.

Tebusan perkuat militer Abu Sayyaf

Ditebus 30 Juta Peso, Tiga WNI Dibebaskan Abu Sayyaf

Sementara itu menurut Wali Kota Jolo Hussin Amin, pihaknya menyambut pelepasan sandera Indonesia, enam hari setelah kelompok Abu Sayyaf memenggal sandera dari Kanada. Namun, dia mengaku tak mendukung kegiatan pembayaran tebusan.

"Jika pembebasan besar ini datang dengan imbalan uang, mereka yang dibayar mendukung Abu Sayyaf," katanya. "Uang ini akan digunakan untuk membeli lebih banyak senjata api dan akan digunakan sebagai dana mobilisasi oleh para penjahat," kata dia seperti dilansir Wall Street Journal, Minggu, 1 Mei 2016.

Sementara itu, seorang perwira tentara Filipina yang enggan disebut namanya, mengatakan, kesepakatan damai alias membayar tebusan antara kelompok Abu Sayyaf dan Indonesia dibantu oleh seorang komandan pemberontak dari Front Pembebasan Islam Moro.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya