Militer Mesir Fokus Cari Kotak Hitam EgyptAir

Pilot pesawat militer Mesir memimpin pencarian EgyptAir di Laut Mediterania.
Sumber :
  • Reuters/Egyptian Military.

VIVA.co.id – Juru bicara lembaga investigasi Prancis BEA, yang membantu penyelidikan resmi Mesir atas jatuhnya EgyptAir mengatakan, prioritas yang saat ini dilakukan adalah menemukan dua rekaman penerbangan yang dikenal sebagai blackbox (kotak hitam).

Puing Pesawat Ditemukan di Israel, Diduga Milik EgyptAir

Kotak yang berisi rekaman suara kokpit dan pembacaan data Airbus A320 yang menghilang Kamis lalu, hingga saat ini belum ditemukan. Laporan awal penyebab kecelakaan kemungkinan akan disajikan dalam waktu satu bulan.

Menurut Menteri Penerbangan Sipil Mesir, Sherif Fathi, tantangan yang akan dihadapi dalam perburuan kotak hitam adalah kedalaman laut Mediterania di daerah pencarian. "Yang saya ketahui, kedalaman di area pencarian blackbox bisa mencapai 3.000 meter. Hingga saat ini, belum ada perangkat penting dari pesawat yang ditemukan," ujar Fathi, dikutip dari Reuters, Minggu 22 Mei 2016.

Data Kotak Hitam EgyptAir Berhasil Diunduh

Sebelumnya, pihak penyidik Prancis mengungkap bahwa sebelum jatuh ke perairan Mediterania, serangkaian peringatan menunjukkan asap terdeteksi di dalam pesawat Egyptair, sesaat sebelum menghilang dari radar.

Data tersebut dikirimkan sebelum kecelakaan melalui sistem otomatis yang disebut dengan Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS), yang secara rutin mengunduh pemeliharaan data dan kesalahan yang terjadi dalam pesawat, kepada operator maskapai.

Kotak Hitam EgyptAir Berhasil Diperbaiki

Aviation Herald, situs Austria yang mengkhususkan diri dalam kecelakaan udara mempublikasikan tujuh pesan darurat dari pesawat selama tiga menit. Beberapa di antaranya, termasuk alarm tentang asap yang muncul dari dalam toilet dan sistem avionik (peralatan elektronik penerbangan) pesawat yang terletak di bawah kokpit. Dua pakar keselamatan penerbangan mengatakan, sekuens data peringatan tersebut tidak menunjukkan apakah pesawat telah hancur di udara, atau hanya meledak di satu bagian.

"Pertanyaannya sekarang adalah apakah kebakaran yang menyebabkan asap itu berasal dari kesalahan listrik, misalnya arus pendek yang disebabkan oleh kabel yang rusak, atau berupa alat peledak yang dibawa oleh sebuah kelompok teroris di dalam pesawat," kata ahli keselamatan penerbangan, David Learmont. Dalam blognya, Learmont mengatakan kebakaran itu menyebar dengan cepat, sehingga awak pesawat tidak sempat melakukan emergency call.

Badan Antariksa Eropa menyebutkan, sebuah satelit Eropa melihat adanya tumpahan minyak sepanjang dua kilometer di Mediterania, sekitar 40 kilometer tenggara dari posisi terakhir keberadaan pesawat diketahui. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya