Uni Eropa Ancam Turki

Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude Juncker.
Sumber :
  • Reuters/Thomas Peter

VIVA.co.id – Aksi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang melakukan penangkapan dan penahanan besar-besaran mencemaskan Uni Eropa. Kelompok negara maju itu mengancam Turki tak akan pernah jadi anggota mereka, jika Turki memberlakukan hukuman mati.

Uni Eropa Diminta Menanggung Biaya Pengungsi Ukraina

Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan, tak ada tempat bagi Turki di Uni Eropa, dan semua negosiasi akan dihentikan jika negara tersebut memberlakukan hukuman mati.

Setelah gagalnya upaya kudeta yang dilakukan militer, otoritas Turki melakukan pembersihan besar-besaran. Pemerintah Turki menangkap, memecat, dan melakukan penyelidikan pada lebih dari 60.000 tentara, polisi, hakim, guru, PNS, dan profesi lain.

Ukraina Minta Masuk Uni Eropa, Slovenia Dukung Diproses Cepat

Selain itu, Erdogan juga menutup lebih dari seribu sekolah swasta, ratusan badan amal, dan semua lembaga yang berkaitan dengan Fethullah Gullen, seorang ulama Turki yang kini berdiam di AS.

"Saya yakin bahwa Turki, saat ini, tak memiliki tempat untuk secepatnya menjadi anggota Uni Eropa, juga dalam waktu beberapa lama mendatang," ujar Juncker saat wawancara dengan stasiun televisi France 2, seperti diberitakan oleh Reuters, Senin, 25 Juli 2016.

5 Hari Rusia Menggempur, Ukraina Melawan dengan Sengit Tangguh

Ia menegaskan, negara yang menerapkan hukuman mati sebagai sesuatu yang legal tak memiliki tempat untuk berada bersama Uni Eropa.

Ladang minyak Exxon di di Pulau Sakhalin, Rusia.

UE Setop Pasokan, Rusia: Harga Minyak Bakal di Atas US$300 Per Barel

Uni Eropa akan membutuhkan lebih dari satu tahun untuk mengganti volume minyak yang diterimanya dari Rusia.

img_title
VIVA.co.id
8 Maret 2022