Permusuhan AS-China Akan Berimbas ke Negara Berkembang

Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence di Gedung Putih, Washington DC.
Sumber :
  • Reuters/Carlos Barria

VIVA.co.id – Sikap Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump yang kerap memicu ketegangan dengan China, dianggap akan sangat berdampak bagi negara-negara berkembang. Hal ini mengingat China merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.

China Gelar Kompetisi Sunat Online, Diikuti Puluhan Dokter Bedah

"Jujur saja jika Trump memusuhi China, ini akan berdampak pada negara lain khususnya negara berkembang. Kita bisa lihat nilai perdagangan AS dengan China itu nilainya cukup besar dibanding negara lain di dunia," kata pengamat hubungan internasional Universitas Paramadina, Dinna Wisnu di Jakarta Pusat, Selasa, 24 Januari 2017.

Berdasarkan data yang dipaparkan dalam forum Foreign Policy Community Indonesia, nilai perdagangan China dengan AS pada tahun 2014 lalu tercatat mencapai nilai US$59 miliar. Sementara dengan Jepang, nilai dagang tersebut hanya setengah dari AS, yakni US$30.7 miliar.

Mobil Baru BYD Rp200 Jutaan Mulai Dikirim ke Diler

"Kalau dilihat dari data ini maka sikap permusuhan AS ini akan berdampak besar. Untuk itu jika sampai Amerika pisah dengan China, hal itu akan menjadi masalah bagi negara adidaya itu sendiri. Trump harus benar-benar memperhatikan ini," kata Dinna.

Seperti diketahui hubungan China dengan negara lain, termasuk Indonesia memang terhubung dalam berbagai sektor. Menurut Dinna, banyak kerja sama yang telah dilakukan, termasuk dalam hubungan people-to-people. Untuk itu, Indonesia diharapkan dapat menyeimbangkan dan mempertahankan hubungan yang ada.

5 WN China Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Pakistan

"Indonesia sepertinya akan sukses dalam hubungan perekonomian. Kita berharap Presiden Jokowi dapat menyelesaikan kerja sama investasi dengan beberapa negara, termasuk China dan Amerika," ujarnya.

Ilustrasi hacker.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Amerika Serikat pada Senin, 25 Maret 2024 mengumumkan penuntutan terhadap tujuh warga negara China atas tuduhan melakukan kampanye peretasan jahat yang disponsori negara.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024