Begini Agen-agen Pembunuh Korut Beraksi di Luar Negeri

Tentara Korea Utara berjaga saat perayaan ke-70 tahun Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, Sabtu, 10 Oktober 2015.
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj

VIVA.co.id – Kim Jong-nam (45) meregang nyawa setelah diduga disuntik dengan racun oleh agen Korea Utara di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 13 Februari kemarin.

CCTV Film Dokumenter Pembunuhan Kim Jong-nam Ungkap Banyak Hal

Ia diketahui hidup jauh dari sorotan publik dan banyak menghabiskan waktu di luar negeri, terutama Makau dan China. Jong-nam memang terkenal suka berhura-hura dan mempermalukan pemerintahan Korea Utara.

Menurut stasiun berita BBC, Kamis 16 Februari 217, pengerahan agen Korea Utara untuk menyerang sasaran-sasaran di luar negeri, bukan pertama kali terjadi. Berikut operasi intelijen 'saudara kandung' Korea Selatan ini yang sempat membuat geger:

Kim Jong-nam, Kakak Tiri Kim Jong-un Disebut Intel Rahasia CIA

Serangan ke 'Rumah Biru'

Pada 17 Januari 1968, Unit Khusus 124 Korea Utara memasuki kawasan demilitarisasi (DMZ) dengan cara memotong pagar berduri. Sebanyak 31 pasukan komando dikirim untuk membunuh Presiden Korea Selatan, Jenderal Park Chung-Hee.

Kasus Pembunuhan Kim Jong-nam, Doang Thi Huong Akhirnya Dibebaskan

Empat hari kemudian mereka berhasil memasuki Istana Presiden atau biasa disebut Rumah Biru. Namun, sekitar 100 meter penyusupan mereka diketahui Polisi Korea Selatan.

Baku tembak pun berlangsung. Alhasil, 90 warga sipil Korea Selatan dan 29 pasukan komando Korea Utara tewas. Hanya dua yang selamat, di mana seorang berhasil melarikan diri ke Koreta Utara dan seorangnya lagi ditangkap.

Upaya Pembunuhan Presiden Park

Lagi-lagi, Park Chung-hee menjadi target utama Korea Utara. Adalah Mun Se-gwang, seorang warga Korea Selatan yang propemerintah Pyongyang yang tinggal di Jepang, berupaya membunuh ayah dari Presiden Korea Selatan terguling saat ini, Park Geun-hye.

Kejadian itu pada 15 Agustus 1974. Saat Park memberikan pidato, Mun melepas tembakan dengan menggunakan pistol yang dicurinya dari Kantor Polisi di Osaka, Jepang.

Namun, upayanya gagal dan saat berupaya melarikan diri ia melepas tembakan yang mengenai istri Park, Yuk Young-soo, yang kemudian meninggal dunia di rumah sakit.

Akhirnya, Mun dieksekusi hukuman gantung di penjara di ibu kota Seoul, empat bulan setelah ditangkap.

Pengeboman Yangon, Myanmar

Pada 9 Oktober 1983, Presiden Korea Selatan, Chun Doo-hwan, sedang dalam lawatan resmi ke Yangon, yang masih menjadi ibu kota Myanmar sebelum pindah ke Naypyidaw.

Di sana ia akan meletakkan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan untuk mengenang Aung San - pendiri Myanmar yang juga ayah dari Daw Aung San Suu Kyi.

Namun, sebuah bom yang disembunyikan di atap taman makam meledak sebelum Presiden Chun tiba dan menewaskan 21 orang, termasuk empat Menteri Korea Selatan, dan melukai 46 lainnya. Presiden Chun selamat karena iring-iringan mobilnya terhambat macet.

Aparat keamanan Mynamar mengidentifikasi tiga agen Korea Utara yang melakukan serangan setelah menerima bahan peledak lewat misi diplomatik negeri itu. Dua agen berhasil ditangkap dan satu tewas ditembak.

Bom di Maskapai Penerbangan Korea

Pesawat Maskapai Penerbangan Korean Air dengan nomor penerbangan 858 sedang dalam perjalanan rutinnya dari Baghdad, Irak, ke Seoul, Korea Selatan, pada 29 November 1987. Namun, pesawat yang membawa 115 awak dan penumpang itu tidak pernah tiba di tujuannya karena meledak di atas Laut Andaman.

Penyelidikan menyimpulkan bom ditaruh di tempat penyimpanan sampah di kabin penumpang oleh agen Korea Utara. Kedua pengebom ditelusuri hingga ke Bahrain dan seorang agen bunuh diri dengan menelan kapsul sianida yang disembunyikan di dalam sebatang rokok ketika akan ditangkap.

Agen lainnya dibawa ke Korea Selatan dan belakangan mengakui bahwa upaya mereka adalah ingin menggagalkan Olimpiade Seoul 1988. Dia dijatuhi hukuman mati namun belakangan dimaafkan.

Pembunuhan Diplomat

Seorang diplomat Korea Selatan, Choi Duk-keun, ditemukan tewas karena dipukuli dengan benda keras, namun ada dua lubang seukuran pensil yang menjadi petunjuk ada zat yang dimasukkan secara paksa ke dalam tubuhnya. Jenazahnya ditemukan di Vladiwostok, Rusia, pada 1 Oktober 1996.

Kisruh Keluarga

Yi Han-yong - sepupu dari ibu Kim Jong-am, Sung Hye-rim- ditembak mati pada 26 Februari 1997 di luar rumahnya di Bundang, Korea Selatan.

Pihak berwenang Korea Selatan tidak berhasil menangkap tersangka kedua penyerangnya, yang diduga merupakan anggota pasukan khusus militer Korea Utara dari jenis peluru yang digunakan.

Han-yong membelot ke Korea Selatan sejak 1982 dan menerbitkan memoarnya yang mengungkapkan kehidupan pribadi keluarga Kim, yang dianggap menjadi pemicu pembunuhannya.

Sedangkan Hye-rim adalah kekasih Kim Jong-il, yang juga ayah Kim Jong-un sekaligus calon pengganti Kim Il-sung. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya