Menlu Mau Permudah WNI di Malaysia Bikin Paspor RI

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi.
Sumber :
  • Viva.co.id/Dinia Adrianjara

VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi tengah berkunjung ke Penang dan Johor Baru, Malaysia, guna memastikan penguatan perlindungan dan pelayanan terhadap warga negara Indonesia di sana.

DPR Titip Perlindungan WNI jadi Perhatian Calon Duta Besar RI

Dalam kunjungannya selama 12-17 Maret 2017, Retno akan meresmikan beberapa inovasi baru, antara lain terkait Tracking System untuk kemudahan proses pengajuan paspor bagi WNI di kedua wilayah itu, serta pelaksanaan Cashless Service System bagi pelayanan kekonsuleran di KJRI Penang dan Johor Baru.

"Inovasi baru ini akan diterapkan di kedua Konsulat Jenderal kita di Malaysia guna meningkatkan pelayanan perlindungan WNI. Selain itu, menlu juga akan bertemu dengan kepala daerah di Penang dan Johor Baru," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Rabu 15 Maret 2017.

Jokowi Sudah Minta Presiden Duterte Bantu Pembebasan Tiga WNI

Ia menuturkan, Malaysia menjadi penting untuk peningkatan pelayanan, karena secara resmi ada sekitar 1,4 juta WNI di sana Ini pun hanya yang tercatat resmi di KBRI Kuala Lumpur maupun KJRI.

"Di luar itu alias yang masuk dan bekerja tidak sesuai prosedur, angkanya bisa dua kali lipat," ujar Arrmanatha. Di Penang, saat ini ada sekitar 80 ribu WNI, di mana 50 persen dari jumlah tersebut bekerja di beberapa bidang seperti ladang kelapa sawit maupun industri manufaktur.

Data dan Strategi Perlindungan WNI di Luar Negeri Empat Tahun Terakhir

Sedangkan sisanya adalah pelajar maupun warga Indonesia yang menikah dengan warga Malaysia. Sementara itu, di Johor Baru, ada sekitar 347 ribu WNI yang secara resmi tercatat oleh KBRI. Arrmanatha menjelaskan bahwa di Malaysia kerap kali warga Indonesia mengalami berbagai permasalahan hukum.

Rata-rata kedua KJRI di Malaysia menangani beberapa masalah terkait ketenagakerjaan seperti gaji yang tidak dibayar atau penganiayaan, terkait pelanggaran keimigrasian, masalah hukum terkait narkoba dan pembunuhan.

Kendati demikian, ia mengatakan, Retno tidak ada rencana bertandang ke Kuala Lumpur untuk menangani masalah lainnya seperti Siti Aisyah maupun salah satu WNI yang ditangkap karena dugaan merencanakan aksi teror di Malaysia.

"Ini adalah kunjungan menlu yang pertama sejak 30 tahun terakhir ke kedua Konsulat Jenderal. Ini menunjukkan betapa fokusnya pemerintah dalam upaya peningkatan WNI di Malaysia," lanjut Arrmanatha. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya