Pemerintah China Larang Nama Bayi 'Muhammad'

Seorang pria di Urumqi, Xinjiang, China, berkaca setelah cukur jenggot.
Sumber :
  • REUTERS/William Hong

VIVA.co.id – Pemerintah China, melarang pemberian nama-nama bayi baru lahir yang mengacu pada Islam, lantaran dianggap "terlalu religius". Nama-nama yang dilarang antara lain Muhammad, Fatima, dan Saddam.

Mengenal Xinjiang, Rumah Mayoritas Muslim di Negara China

Pelarangan ini, sebagai tanggapan atas kerusuhan di wilayah yang didominasi Muslim di Urumqi, Xinjiang.

Seorang pejabat publik di Urumqi mengatakan, pihaknya menerima pemberitahuan dari pemerintah pusat bahwa semua bayi yang lahir di Xinjiang, tidak boleh memiliki nama yang terlalu religius.

Pejabat Tinggi Tiongkok Dorong Sinisasi Islam di Xinjiang, Kenapa?

"Jika keluarga Anda ketahuan, Anda harus mengganti nama anak Anda," kata pejabat yang enggan disebutkan identitasnya, seperti dikutip situs Sputniknews, Rabu 26 April 2017.

Bagi mereka yang tidak mematuhi aturan tersebut, maka hukumannya tidak hanya dikucilkan secara sosial, tetapi tidak mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.

Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI yang Jadi Korban Gempa di Xinjiang China

Xinjiang adalah rumah bagi sekitar 11 juta etnis Uighur - budaya yang didominasi Muslim beretnis Mongolia, Tajik, dan Kazakh. Mereka melihat pembatasan penamaan oleh Beijing, sebagai bentuk diskriminasi yang secara langsung ditujukan pada budaya mereka.

"Orang Han (etnis China yang dominan) melihat kita sebagai haus darah dan kekerasan. Ketika kami melakukan perjalanan ke pedalaman, mereka melihat nama Muslim kami di kartu identitas. Kami pun tidak diizinkan menginap di hotel, atau apartemen sewa," ujar seorang warga Xinjiang etnis Mongolia.

Setelah serangkaian kerusuhan mematikan di wilayah Urumqi, Xinjiang Utara pada 2009, Beijing mengambil kebijakan dengan mengeluarkan buku pedoman - hal yang sama dialami oleh Tibet - yang membatasi ekspresi budaya Uighur, termasuk pengenalan peraturan ketat yang mencakup tata cara berpakaian, beribadah, dan perjalanan.

Diperkirakan, 800 ribu pegawai negeri sipil di wilayah tersebut dilarang untuk berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan manapun, karena di bawah ancaman kehilangan pekerjaan.

Xinjiang adalah wilayah China yang sangat miskin. Pada November 2016, semua orang Uighur harus menyerahkan paspor mereka kepada pejabat dan dipaksa mengajukan permohonan kembali.

Sudah menjadi rahasia umum, kalau China selalu menyalahkan warga Uighur, karena ekstremisme dan perilaku kekerasan. Berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan, Xinjiang dikhawatirkan menjadi lahan subur, sekaligus sebagai pintu gerbang para teroris. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya