Robert Mueller Diberi Mandat Menyelidiki Trump, Siapa Dia?

Mantan Direktur FBI Robert Mueller
Sumber :
  • REUTERS/Jason Reed

VIVA.co.id – Robert Mueller, mantan Direktur FBI sudah ditunjuk untuk memimpin penyelidikan dugaan skandal Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Rusia. Namun siapa Mueller dan bagaimana rekam jejaknya?

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Mueller merupakan mantan bos FBI yang memangku tugas itu hanya sepekan setelah peristiwa 11 September di AS. Pria yang kini berusia 72 tahun itu diketahui sangat menguasai bidang terorisme dan kontra terorisme. Dia yang cukup lama berkarier sebagai jaksa juga disebutkan turut dalam berbagai penyelidikan tingkat tinggi seperti kasus pengeboman Lockerbie hingga kasus penyadapan terkait Presiden Bush.

Dilansir telegraph.co.uk pada Kamis, 18 Mei 2017, Departemen Kehakiman sengaja menunjuk Mueller yang dianggap mampu menyelidiki skandal dugaan kolusi yang terjadi antara Trump dan pihak Rusia untuk memenangkannya di Pemilu AS lalu.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

Tekanan publik mendesak otoritas AS dan Kongres untuk turun tangan setelah Trump memecat Direktur CIA James Comey dan dugaan pembocoran informasi rahasia negara.

Mueller juga diketahui pernah bertugas sebagai marinir di Perang Vietnam yang mana dia pada saat itu mendapatkan Bronze Star, Purple Hart dan medali Navy Commendation. Dia lalu bekerja selama 12 tahun di Kejaksaan Agung.

5 Fakta Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani, Iran Akan Balas Dendam?

Pada tahun 1990, Mueller juga memimpin divisi kriminal Departemen Kehakiman dan pada saat itu dia menyelidiki kasus pemimpin Panama Manuel Noriega dan keluarga mafia the Gambino.

Pernah menjabat sebagai Wakil Jaksa Agung selama beberapa bulan, pada tahun 2001, Mueller diangkat menjadi Direktur FBI setelah dicalonkan Presiden George W Bush.

Pada masa tugasnya di FBI, disebutkan sejumlah rencana aksi teroris berhasil digagalkan dan tak sukses dieksekusi antara lain rencana teror penerbangan trans Atlantic pada tahun 2001 dan penggagalan ledakan bom di pesawat kargo AS.

"Cobalah duduk bersama keluarga korban (teror) maka Anda akan merasa harus bisa melakukan suatu hal untuk menghentikan ini," kata dia soal terorisme dalam sebuah wawancara pada tahun 2003.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya