Banjir Bandang Sri Lanka, 151 Orang Tewas

Banjir dan longsor di Sri Lanka, Mei 2017
Sumber :
  • REUTERS/Dinuka Liyanawatte

VIVA.co.id – Bencana banjir dan tanah longsor telah menewaskan sebanyak 151 orang di Sri Lanka. Tanah longsor lebih lanjut juga diperkirakan masih bisa terjadi mengingat hujan lebat yang terus berlanjut.

Banjir Surut, Militer Sri Lanka Amankan Jasad Korban Longsor

Pada tahun 2003, lebih dari 10 tahun lalu, bencana sejenis berlangsung dan hingga saat ini lebih dari 100 orang masih belum ditemukan. Pascabanjir beberapa hari terakhir, pihak berwenang setempat juga telah memperingatkan warga di tujuh distrik Sri Lanka untuk mengungsi dari lereng yang tidak stabil jika hujan terus berlanjut.

Badan Meteorologi setempat mengatakan, kemungkinan hujan deras dengan intensitas di atas 100 milimeter masih akan terjadi dalam 36 jam ke depan.

Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Longsor di Sri Lanka

Jumlah korban tewas kali ini meningkat menjadi 151 orang sementara 111 orang masih dilaporkan hilang dan 95 lainnya mengalami luka-luka. Hampir 500 ribu orang terkena dampak dari bencana tersebut yang mana 100 ribu orang di antaranya terpaksa mengungsi.

"Semua akses ke desa kami terputus. Tanah longsor telah terjadi dan beberapa rumah terkubur. Tidak ada yang bisa aman ke tempat itu," kata warga kota Agalawatte, Mohomed Abdulla, seperti dikutip The Guardian, Senin, 29 Mei 2017.

Banjir dan Longsor di Sri Lanka, Ratusan Orang Hilang

Upaya penyelamatan juga terhambat oleh kurangnya air minum, listrik yang padam dan hujan yang terus berlanjut. Beberapa orang bahkan terjebak di lantai atas rumah mereka dan banyak rumah lainnya telah terendam air. Penduduk dan petugas menggunakan perahu karet membagikan makanan, air dan kebutuhan lainnya.

Sementara Sri Lanka telah meminta bantuan internasional baik dari Perserikatan Bangsa Bangsa dan negara tetangga. Beberapa daerah di wilayah pesisir selatan Galle yang populer di antara turis mancanegara justru belum mendapat bantuan karena terputusnya akses.

Militer dan tim penyelamat Sri Lanka telah menggunakan kapal dan helikopter karena akses sulit ke beberapa daerah. Juru bicara militer Roshan Senevirathne mengatakan bahwa lebih dari 2.000 personel militer telah ditugaskan untuk membantu polisi dan petugas sipil. Musim hujan tahun ini di selatan Sri Lanka dimulai bulan Mei sampai September. Pejabat Badan Meteorologi Sri Lanka mengatakan, curah hujan tahun ini ini adalah yang terburuk sejak 2003.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya