Jam 12 Malam, Tentara Israel Tangkap Anak-anak Palestina

Dua bocah Palestina dalam rumah mereka yang hancur akibat serangan udara Israel.
Sumber :
  • Reuters/Mohammed Salem

VIVA.co.id – Pendudukan Israel di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza telah berlangsung selama 50 tahun terakhir. Penderitaan dan tekanan yang dialami masyarakat Palestina pun masih terus menjadi sorotan internasional.

Aksi Doa untuk Gaza, HNW: Israel Pernah Kalahkan 3 Negara tapi Tak Bisa Kalahkan Pejuang Palestina

Pelapor Khusus PBB untuk situasi HAM Palestina Makarim Wibisono mengatakan, berbagai permasalahan keamanan dan kemanusiaan masih terus terjadi. Salah satunya seperti yang terjadi di Tepi Barat.

Makarim mengatakan, sehari-harinya masyarakat Palestina menghadapi masalah penangkapan yang tidak hanya menimpa orang dewasa, tetapi juga kepada anak-anak. Parahnya, penangkapan ini banyak dilakukan tanpa dilengkapi surat dan hanya karena masalah administrasi.

4 Negara Eropa Ini Bersumpah Siap Akui Palestina sebagai Negara Merdeka, Ini Alasannya

"Kalau anak-anak mereka ditangkap biasanya malam hari, kira-kira jam 12 malam truk tentara Israel itu datang dan menangkap. Mereka juga bukan ditahan di tahanan anak, yang menangani adalah pengadilan militer," kata Makarim di Jakarta, Rabu 2 Juni 2017.

Selain itu, tentara Israel juga kerap memeriksa Izin Mendirikan Bangunan (IMB) masyarakat Palestina. Padahal masyarakat tersebut telah tinggal di kawasan Tepi Barat sejak zaman nenek moyang, bahkan sebelum Israel masuk pada tahun 1967 yang lalu.

Menlu Arab Saudi Tegaskan Tak Ada Normalisasi Hubungan dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina

"Hak-hak kesehatan anak juga terabaikan. Vaksin hanya tersedia untuk anak-anak Yahudi. Tetapi anak-anak Palestina tidak diberikan vaksin. Ada diskriminasi terhadap penyaluran alat kesehatan. Ini suatu hal yang menyentuh hati," ujarnya.

Perluasan pemukiman baru oleh pemerintah Israel juga terus dikembangkan secara konsisten. Caranya, kata Makarim, adalah dengan menempatkan orang-orang ekstrem dari Israel yang bertugas untuk membully atau menindas orang Palestina agar pindah dari rumah mereka.

"Mereka membuat Palestina tidak betah di Yerusalem timur dengan cara yang tidak masuk akal, dilakukan berturut-turut sehingga mereka tidak tahan dan pindah ke wilayah lain dan akhirnya dibuat pemukiman baru," ujarnya.

Indonesia, selama ini secara vokal menyuarakan kemerdekaan Palestina. Hal ini karena Palestina dan beberapa negara Timur Tengah adalah negara-negara pertama yang mengakui Indonesia sebagai negara berdaulat pada tahun 1945 lalu. Makarim menegaskan, pendudukan Palestina harus segera diakhiri sebab penjajahan dan kemerdekaan adalah hak semua masyarakat dunia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya