Kim Jong-nam Diduga Dibunuh karena Jadi Informan AS

Kim Jong-nam, kakak tiri Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara.
Sumber :
  • Kyodo/via REUTERS

VIVA.co.id – Spekulasi soal pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri Kim Jong-un, yang terjadi di bandara Malaysia pada 13 Februari 2017 kembali menyeruak. Kim seperti diketahui dibunuh saat akan melakukan penerbangan ke Makao.

5 Negara dengan Militer Aktif Terbanyak di Dunia, Ada Indonesia?

Diberitakan Stuff.co.nz, spekulasi soal penyebab kematian Kim Jong-nam disebarkan kembali oleh media Jepang Asahi Shinbun. Media Jepang itu mengutip sebuah sumber anonim di Malaysia yang mengatakan, kemungkinan Kim Jong-nam dibunuh setelah mendapatkan imbalan dari seseorang yang memiliki kaitan dengan badan intelijen AS. Imbalan itu diberikan atas informasi yang diberikan Jong-nam.

Dugaan itu didasarkan informasi adanya sebuah tas berwarna hitam yang ditemukan polisi Malaysia setelah pembunuhan. Di dalam tas itu, Kim Jong-nam membawa uang tunai senilai lebih dari US$ 120.000 atau hampir Rp 2 miliar. Uang tersebut ditemukan berupa tumpukan seratus dolar. Setidaknya ada empat tumpukan uang, dan 300 lembar tagihan, kebanyakan semua uang dan tagihan itu masih baru.

Negara Sahabatnya Diserang Teroris, Kim Jong Un: Korea Utara Bersama Rusia

Di kebanyakan negara, termasuk Malaysia, adalah ilegal bepergian ke luar negeri dengan jumlah uang yang begitu banyak tanpa melaporkannya. Tapi karena Kim memiliki paspor diplomatik, barang bawaannya tidak dicek dengan sangat hati-hati saat dia melewati bea cukai.

Kim memasuki Malaysia pada 6 Februari dan kembali ke Makao, tempat keluarganya tinggal, saat dia dibunuh di bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari. Kim menghabiskan lima dari delapan hari  keberadaannya di Malaysia di Kepulauan Langkawi, sebuah resor daerah di bagian utara negara ini.

PM Jepang Berencana Perbaiki Hubungan dan Bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un

Pada 9 Februari, Kim pergi ke sebuah hotel untuk melakukan pertemuan selama dua jam dengan seorang pria Amerika yang menurut pihak berwenang Malaysia terkait dengan sebuah badan intelijen AS. Penyelidik Malaysia percaya bahwa Kim memberikan informasi ini kepada orang Amerika.

Seorang penyelidik senior Malaysia, tanpa menyebut nama, mengatakan kepada surat kabar tersebut  bahwa sejumlah besar uang dalam kepemilikan Kim "bisa menjadi pembayaran untuk [memberikan] informasi".

Hal tersebut didukung laporan, tidak ada catatan bahwa Kim menarik uang dari bank di Malaysia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya