- Syamsul Bahri Muhammad/Reuters
VIVA.co.id – Pemerintah Malaysia tengah menyelidiki sebuah foto pertemuan antara kelompok atheis di Kuala Lumpur, yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Pemerintah tengah mencari tahu apakah ada seorang Muslim di pertemuan tersebut.
Foto yang dimaksud menunjukkan sebuah pertemuan antara anggota Atheist Republic, sebuah grup yang terbentuk melalui media sosial Facebook, yang terdiri dari 1.7 juta pengikut di seluruh dunia.
Foto yang menunjukkan puluhan orang tengah makan bersama itu mulanya tidak menarik perhatian, setelah akhirnya disorot oleh sebuah kelompok pro-Islam, dan memicu reaksi keras dari beberapa komunitas Muslim.
"Jika terbukti ada umat Islam yang terlibat dalam aktivitas atheis dan mempengaruhi kepercayaan mereka, Departemen Keagamaan Islam dapat mengambil tindakan. Saya telah meminta pihak terkait untuk melihat tindakan serius ini," kata Deputi Menteri, Asyraf Wajdi Dusuki, seperti dilansir Asian Correspondent, Senin 7 Agustus 2017.
Netizen Malaysia pun memberikan protes keras terkait foto tersebut, termasuk menyerukan ancaman pembunuhan, pemenggalan kepala, memberikan label 'murtad' dan menuntut pemerintah untuk 'membuang' para anggota atheis ke luar negeri.
Sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, Malaysia memiliki undang-undang kebebasan beragama yang tercantum dalam Konstitusi yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengaku dan mempraktikan agamanya.
Namun demikian karena Malaysia adalah negara federasi, masalah agama ditangani oleh pemerintah negara bagian dengan hukuman murtad, mulai dari denda dan pukulan rotan, hingga hukuman lima tahun tergantung pada hukum negara.