Pengakuan Pangeran Saudi Lelah Berperang Bocor ke Publik

Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman. Tokoh dibalik era keterbukaan kerajaan Saudi.
Sumber :
  • Reuters/Pavel Golovkin

VIVA.co.id – Pengakuan Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman yang juga calon penerus tahta kerajaan Arab Saudi bocor ke publik. Pangeran Muhammad bin Salman yang juga diketahui menjabat sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi itu disebutkan merasa lelah berperang khususnya di Yaman.

Pangeran MBS Blak-blakan Sebut Hubungan Arab Saudi-Israel Makin Dekat

Diketahui bahwa Arab Saudi yang mulai terlibat krisis di Yaman dengan maksud memberantas pemberontak Houthi di negara itu sejak tahun 2015.

Pengakuan Pangeran Saudi sebagaimana dilansir laman independent, bocor ke publik melalui email antara mantan Dubes AS ke Israel, Martin Indyk dan Dubes Uni Emirat Arab (UEA) ke AS, Yousef Otaiba. Disebutkan Pangeran Salman kini cenderung tipe pemimpin dengan pribadi yang pragmatis.

Putra Mahkota Arab Saudi Ancam Sanksi UEA, Ternyata Ini Alasannya

Melalui email yang bocor dan informasinya didapatkan Middle East Eye, keduanya sedang membicarakan adanya kesepakatan dengan Pangeran Salman.

Indyk mengatakan, sang pangeran jelas tak bernafsu meneruskan perang. Dalam pertemuan Indyk dengan Pangeran Salman yang didampingi penasihat keamanan AS, Stephen Hadley disebutkan, sang pangeran tak ingin melanjutkan konflik di Yaman. Selain itu, dia juga disebut tak ambil pusing soal hubungan antara AS dan Iran yang selama ini menjadi rival Arab Saudi di Timur Tengah.

Tim Produksi Drakor King The Land Akhirnya Rilis Pernyataan Minta Maaf

Padahal Pangeran Salman yang baru berusia 29 tahun menjadi figur yang sempat mendapatkan kritik internasional karena membawa Arab Saudi ikut dalam peperangan di Yaman khususnya terhadap kelompok pemberontak. Arab Saudi juga andil mengusir kelompok Shia Houthi dari Kota Sanaa melalui peristiwa berdarah.

Bendera Arab Saudi.

Jika Hal Ini Terjadi, Arab Saudi Bakal Normalisasi Hubungan dengan Israel

Pemerintah Arab Saudi disebut berminat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah perang di Jalur Gaza berakhir. Namun, kesepakatan apa pun yang tercapai di depan

img_title
VIVA.co.id
12 Januari 2024