- VIVA.co.id/Dinia Adrianjara
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia berkomitmen mengedepankan diplomasi yang bertujuan bagi perdamaian dunia, yang merupakan mandat politik luar negeri RI. Hal ini ditegaskan kembali oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam perayaan HUT Kemlu ke-72.
Retno mencontohkan, ketika terjadi pergolakan dan pembatasan hak beribadah bagi umat Islam di kompleks Masjid Al-Aqsa beberapa waktu lalu, Indonesia merupakan negara pertama yang berupaya untuk menjadikan situasi di Al-Aqsa menjadi lebih baik.
"Pembatasan ibadah di Al-Aqsa merupakan hal yang sama sekali tidak dapat kita terima. Atas usulan Indonesia maka pertemuan khusus OKI dapat dilaksanakan untuk membahas Al Aqsa," kata Retno di Gedung Kemlu, Jakarta Pusat, Senin 21 Agustus 2017.
Sementara tahun ini, Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) juga memperingati usia yang ke 50 tahun. Retno mengatakan salah satu hal yang terus dijaga melalui diplomasi Indonesia di ASEAN adalah mempertahankan pesan dan sentralitas ASEAN.
"Sebagai negara besar di ASEAN, kita gunakan kebesaran kita untuk menjadikan ASEAN tetap solid, satu dan menjaga sentralitasnya. Tanpa kesatuan, relevansi ASEAN akan berkurang," ungkap Menlu.
Retno mengatakan, Kemlu juga terus melakukan proteksi terhadap warga negara Indonesia. Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah juga melakukan standarisasi untuk semua pelayanan kekonsuleran baik di Kedutaan Besar RI maupun Konsulat Jenderal RI di luar negeri.
"Standarisasi untuk pelayanan kekonsuleran akan dilakukan sehingga saat kita masuk atau meminta pelayanan kekonsuleran akan ada satu standar yang berlaku," ujar Retno. (ren)