Nikmati Pasien Sekarat, Perawat Sengaja Beri Obat Over Dosis

Ilustrasi.
Sumber :
  • Pixabay/stevepb

VIVA.co.id – Seorang perawat di Jerman dituduh membunuh setidaknya 86 orang pasien. Ia melakukannya dengan memberikan obat jantung dalam jumlah over dosis.

Perawat Swasta Tak Dapat THR, Bisa Adukan ke Sini

Kejahatan terungkap setelah Hoegel dihukum karena percobaan pembunuhan dalam kasus lain. Pihak berwenang kemudian menyelidiki ratusan kematian, menggali kembali bekas pasien di Delmenhorst dan dekat Oldenburg. Bahkan tim investigasi meyakini, jumlah tersebut lebih besar dari yang dibayangkan.

Aksi keji Neils Hoegel terbongkar di pengadilan melalui pengakuannya sendiri. Niels Hoegel, perawat yang kini berusia 40 tahun, menjalani persidangan atas tuduhan dua pembunuhan dan dua percobaan pembunuhan di sebuah rumah sakit di Delmenhorst, Jerman, yang ia lakukan pada tahun 2015.

Perawat, Politik, dan Pelayan yang Tak Terlayani

Di hadapan pengadilan, dia mengaku sengaja menyebabkan pasiennya mengalami serangan jantung, karena menikmati saat-saat dia mampu menyadarkan pasiennya.

Selama persidangan, Hoegel juga mengaku sengaja membuat 90 pasien mengalami serangan jantung dan kemudian mengatakan kepada penyidik bahwa dia juga membunuh pasien di Oldenburg.

Sadis, Perawat Sengaja Bunuh 97 Pasien Hanya karena Bosan

Kepala polisi setempat, Johann Kuehme, mengatakan kematian dapat dicegah karena petugas medis lainnya curiga padanya. Hoegel akhirnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Jaksa meyakini ia telah melakukan lebih banyak pembunuhan.

Kuehme mengatakan bahwa pihak berwenang menemukan bukti 84 pembunuhan, selain pembunuhan yang telah diakui oleh Hoegel. Jumlah korban sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena beberapa mantan pasien dikremasi, sehingga tidak mungkin mengumpulkan bukti.

"Delapan puluh empat pembunuhan membuat kami tidak bisa berkata apa-apa," kata Kuehme, seperti dikutip Metro, Selasa, 29 Agustus 2017.

Masalah lain dalam penyelidikan kasus Niels adalah banyak kasus yang terjadi bertahun-tahun lalu, sehingga keluarga pasien harus berjuang untuk mengingat secara pasti rincian tentang bagaimana orang yang mereka cintai meninggal.

Heogel bekerja di rumah sakit Oldenburg dari tahun 1999 sampai 2002 dan di Delmenhorst dari tahun 2003 sampai 2005. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya