Relawan Kesehatan di Afghanistan Tewas Dibunuh Pasien

Relawan Palang Merah Internasional sedang bertugas/Ilustrasi.
Sumber :
  • REUTERS/Mohamed al-Sayaghi

VIVA.co.id – Seorang relawan asal Spanyol tewas dibunuh pasiennya di Afghanistan. Aksi pembunuhan terjadi di tempat relawan itu bertugas, di sebuah pusat rehabilitasi di Mazar-e Sharif, Afghanistan.

Ketika Bom Meledak di Pesta Pernikahan, 63 Orang Meregang

Relawan perempuan bernama Lorena Enebral Perez itu sempat dilarikan ke rumah sakit militer milik NATO di Camp Marmal. Tapi wanita berusia 38 tahun itu meninggal beberapa saat kemudian karena luka-lukanya terlalu parah.

Pihak kepolisian telah menangkap dua orang, termasuk seorang pelaku yang baru berusia 21 tahun. "Ia adalah pasien rutin di tempat rehabilitasi itu," ujar polisi seperti dikutip dari BBC, 11 September 2017.

Teror Bom Bunuh Diri di Afghanistan, 15 Tewas dan Puluhan Luka-luka

Polisi juga mengatakan pelaku adalah penyandang disabilitas. Saat datang ia menyembunyikan senapannya di dalam kaki palsu yang terbuat dari plastik. Polisi belum bisa menjelaskan motivasi pelaku melakukan aksi tersebut.

Komite Palang Merah Internasional menyampaikan duka cita mendalam atas kematian Perez. "Selama ini ia telah bekerja membantu banyak pasien laki-laki, perempuan, juga anak-anak penyandang disabilitas, termasuk mereka yang diamputasi," ujar Monica Zanarelli, Kepala Palang Merah Internasional di Afghanistan.

Belanja Online Jadi Tren di Afghanistan Gara-gara Teror Bom

"Perez adalah seorang yang energik dan penuh tawa. Ia adalah jantung tempat ini. Dan hari ini, kami merasakan duka mendalam," Monica menambahkan.

"Lorena Perze memiliki keahlian dan sangat peduli pada pasien terapi fisionya, terutama pada anak-anak. Fluktuasi kekerasan terasa semakin mengerikan akhir-akhir ini," kata Monica, menyampaikan kecemasannya.

Pembunuhan pada relawan dari donor pemberi bantuan kemanusiaan menjadi serangan mematikan di Afghanistan, di mana militan Taliban dan militan ISIS terus terlibat dalam aksi kekerasan selama beberapa tahun terakhir.

Banyak program dari beberapa donor yang dihentikan sejak Februari lalu, setelah enam staf relawan dari Palang Merah Internasional tewas ditembak di Provinsi Jowzan. Dua di antara kolega mereka juga diculik dan dibebaskan oleh penculiknya pekan lalu. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya