Halimah Yacob: Saya Bukan Presiden Cadangan

Presiden Singapura Halimah Yacob dan suaminya Mohammed Abdullah Alhabshee
Sumber :
  • REUTERS/Edgar Su

VIVA.co.id – Pemilihan Presiden Singapura telah berakhir Rabu sore kemarin, 13 September 2017, dengan disumpahnya presiden wanita pertama di negara itu, Halimah Yacob. Sebagai Presiden, Halimah menegaskan prioritas utamaya adalah melayani seluruh warga Singapura tanpa pandang bulu. 

Singapura HUT ke-55, Ini Pesan Khusus Presiden Halimah ke Rakyatnya

Dilansir dari The Busines Times, Kamis 14 September 2017, Halimah menyadari ada yang kecewa dengan terpilihnya sebagai presiden. Terlebih lagi terpilihnya dia tidak melalui proses pemilihan umum yang sewajarnya. 

Namun, dia berjanji akan bekerja lebih keras dan mempersiapkan diri untuk memulai masa jabatannya enam tahun ke depan. 

Bertemu Presiden Singapura, Wapres Diskusikan Cara Redam Virus Corona

"Meskipun ini adalah pemilihan yang dicadangkan (untuk kandidat dari komunitas Melayu), saya (Halimah) bukan Presiden yang dicadangkan," katanya disambut sorak sorai pendukungnya di markas Asosiasi Rakyat, setelah mengajukan dokumen nominasi. 

Seperti diketahui, karena menjadi satu-satunya kandidat yang berhasil menyerahkan dokumen pemilihan tanpa ada keberatan, Chief Officer Returning Officer, Chief Executive Otorita Pasar Energi Ng Wai Choong, mendeklarasikannya sebagai Presiden terpilih melalui sebuah walkover.

Keluarga WNI Korban Pembunuhan di Singapura Sudah Dikabari

"Saya adalah Presiden untuk semua orang, terlepas dari ras, bahasa, agama atau kepercayaan. Saya mewakili semua orang. Meski tidak ada pemilihan, komitmen saya untuk melayani Anda tetap sama," katanya.

"Tekad saya untuk bekerja keras, bekerja tanpa kenal lelah dan dengan ketulusan yang besar bahkan lebih besar sekarang." tambahnya. 

Hari ini, Halimah akan dilantik secara resmi dan bertugas untuk pertama kalinya sebagai Presiden Singapura. Kemenangan ini adalah momen membanggakan untuk multi kulturalisme dan multi rasialisme di negara tersebut. 

"Ini (pemilihan) bagus untuk generasi mendatang, karena ini menunjukkan hal yang positif bahwa Singapura menerapkan multi rasialisme," ungkapnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya