Kisah 50 Tahun Persahabatan RI-Singapura dalam Sebuah Buku

Dubes Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya memamerkan buku.
Sumber :
  • Viva.co.id/Dinia Adrianjara

VIVA.co.id – Persahabatan dua negara bisa tertuang dalam jalinan kata. Indonesia dan Singapura merayakan 50 tahun persahabatan melalui sebuah buku hasil karya penulis dua negara.

Bertemu Presiden Singapura, Wapres Diskusikan Cara Redam Virus Corona

Dalam rangkaian peringatan 50 tahun hubungan bilateral, Kedutaan Besar RI di Singapura menginisiasikan peluncuran RISING 50th Commemorative Book, yang menggambarkan perjalanan kerja sama Indonesian dan Singapura yang telah terjalin selama setengah abad terakhir.

Duta Besar RI untuk Singapura, Ngurah Swajaya mengatakan buku peluncuran buku tersebut bertujuan untuk menggambarkan kerja sama bilateral yang sudah dialami selama 50 tahun terakhir, progres yang sudah diterima, serta masa depan kerja sama kedua negara dalam tahun-tahun mendatang.

Indonesia Ajak Singapura Bangun Kawasan Industri Terpadu

"Kita perlu mempelajari apa yang telah dilewati kedua negara selama 50 tahun terakhir. Jadi ini bisa menjadi referensi kita untuk menatap 50 tahun ke depan yang akan datang," kata Ngurah di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 28 September 2017.

Dubes Ngurah menilai selama ini masih banyak berbagai persepsi yang keliru di antara masyarakat kedua negara. Hal ini lantaran informasi yang diperoleh tidak utuh dan komprehensif. Padahal menurutnya, kerja sama lain masih memiliki potensi yang lebih besar.

Bertemu PM Singapura, Jokowi Sepakat Kerja Sama Likuiditas

Perayaan 50 tahun hubungan bilateral Singapura-Indonesia, menurut Dubes Ngurah, bisa menjadi momentum yang tepat untuk mengubah paradigma keliru tersebut.

"Indonesia dan Singapura yang kini memasuki generasi baru, maka hubungan kedua negara bisa ditingkatkan dengan perubahan paradigma, yang memiliki keuntungan timbal balik khususnya bagi rakyat," ujar Dubes Ngurah.

Adapun penulis yang berkontribusi dalam penulisan buku setebal 156 halaman tersebut dari Indonesia antara lain Agus Widjojo, Emil Salim, Hasim Djalal, Hassan Wirajuda, Mari Elka Pangestu, dan sebagainya. Sementara dari sisi Singapura, beberapa penulis yang turut berkontribusi antara lain Desmond Kuek, Douglas Foo, George Yeo, Kishore Mahbubani, dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya