Berantas Perdagangan Orang Jadi Prioritas Pemerintah RI

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, berbicara di Forum Asia Society di Kota New York, AS, 25 September 2017.
Sumber :
  • KJRI New York

VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengungkapkan, kejahatan perdagangan orang masih menjadi ancaman besar bagi semua bangsa, sehingga diperlukan aksi bersama untuk memberantasnya.

Pengakuan ABG di Bandung yang Diperkosa, Disekap dan Dijual

Hal ini disampaikan dalam pertemuan High Level Meeting on the Appraisals of Global Plan of Action on Trafficking in Persons, 27 September 2017, di sela Sidang Umum PBB di New York.

Sebagai salah satu negara asal korban perdagangan orang, Indonesia telah mengimplementasikan Global Plan of Action on Trafficking in Persons, yang disepakati PBB pada  2010.

Sudin Pekerjakan 3 Mucikari Cari Gadis Muda untuk Disetubuhi

"Indonesia menjadikan upaya pemberantasan tindak pidana perdagangan orang sebagai salah satu agenda prioritas nasional," kata Retno, sebagaimana keterangan pers Kemlu, Jumat, 29 September 2017.

Dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut, menlu RI menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam meningkatkan upaya pemberantasan tindak pidana perdagangan orang dan perlindungan korban dari berbagai lini, baik di tingkat nasional, bilateral, regional maupun multilateral.

Gubernur: Ada Perdagangan Manusia di NTT akibat Kemiskinan

Saat ini di tingkat nasional, berbagai langkah komprehensif untuk melawan tindak perdagangan orang telah dilakukan seperti melalui Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang, penerapan minimum threshold dalam identifikasi korban dan membangun rumah perlindungan bagi korban.

Sementara itu, dalam konteks bilateral, Indonesia berus bernegosiasi dan melakukan diplomasi kepada negara-negara tujuan korban perdagangan orang asal Indonesia di Asia dan Timur Tengah.

BBC Indonesia

Kisah Perjalanan Para TKI Jadi Korban Kerja Paksa di Malaysia

Dua orang ibu dan anak yang disebut "sebagai korban perdagangan orang dan kerja paksa" di Malaysia menceritakan apa yang mereka alami.

img_title
VIVA.co.id
3 Februari 2022