26 Jasad Wanita Muda Mengambang di Laut Mediterania

Ilustrasi Laut Mediterania.
Sumber :
  • Reuters/Egyptian Military.

VIVA – Otoritas Italia telah memulai penyelidikan untuk mencari tahu penyebab kematian 26 gadis remaja yang jasadnya ditemukan di laut Mediterania pada hari Minggu, 5 November 2017.

KRI RJW-992 Beraksi di Mesir, Bantu Warga Suriah yang Jadi Korban Laka Laut di Perairan Mediterania

Gadis-gadis yang usianya berkisar antara 14 hingga 18 tahun tersebut diyakini merupakan pendatang dari Niger dan Nigeria yang melakukan perjalanan yang memang berisiko ke Eropa dan Libya.

Lorenna Ciccotti, Kepala Polisi Salerno mengatakan bahwa autopsi akan dilakukan dan petugas pemeriksa jenazah akan menyelidiki jikalau gadis-gadis tersebut mengalami penyiksaan maupun pelecehan secara seksual.

Irak Turun Tangan, Bantu Palestina Lawan Israel di Laut Mediterania

Dilansir CNN, Selasa, 7 November 2017, mayat mereka ditemukan di dekat sebuah perahu karet tipis yang hampir tenggelam saat tim penyelamat tiba. Para petugas mengatakan korban yang selamat sempat bergantung di tepi perahu sementara korban yang tewas sudah mengambang di sekitarnya.

Korban itu termasuk di antara 90 wanita dan 52 anak di bawah umur termasuk bayi berumur satu minggu.

Penemuan Harta Karun dari Kota Bawah Laut yang Hilang, Atlantis?

Evakuasi korban merupakan satu dari empat operasi penyelamatan yang terpisah yang dilakukan di laut Mediterania selama akhir pekan lalu. Secara keseluruhan, 400 orang dibawa ke sebuah kapal Spanyol sebelum berlabuh di kota pelabuhan Salerno di Italia.

Libya dikenal sebagai titik bagi para migran yang mencari perlindungan ke Eropa. Banyak dari mereka berasal dari negara sub-Sahara Afrika yang melarikan diri akibat perang dan penganiayaan. Beberapa orang lainnya berasal dari negara miskin di Afrika, Timur Tengah dan Asia Selatan juga telah melakukan perjalanan berbahaya untuk mencari peluang ekonomi yang lebih baik.

Afrika Utara juga dianggap sebagai "sarang" praktik perdagangan manusia yang jaringan operasi penyelundupannya tidak terkendali karena lemahnya tata pemerintahan pusat dan penegakan hukum yang tak efektif di Libya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya