2015, Banyak Kasus Kriminal di Jakarta yang Tak Tuntas

Akseyna Ahad Dori semasa hidup.
Sumber :
  • Facebook
VIVA.co.id
Anak Korban Sindikat Pengemis Sudah di Rumah Aman
- Polda Metro Jaya mengakui penyelesaian tindak pidana mengalami penurunan di tahun 2015 dibanding tahun 2014 lalu.

Ketahuan Curi Motor, Pria Ini Jadi Bulan-bulanan Warga

Hal itu diungkap Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian dalam jumpa pers akhir tahun 2015 Polda Metro Jaya di Gedung Biro Operasi Polda Metro Jaya, Rabu, 30 Desember 2015.
Ditangkap, Koordinator Anak-anak Mengemis di Blok M


Sepanjang 2015 ini, tercatat kasus pidana yang terselesaikan sebanyak 29.750 kasus. Padahal di tahun 2014 tercatat sebanyak 31.365 kasus yang diselesaikan. "Kalau dilihat ada penurunan pengungkapan sebesar 1.615 kasus atau 5,15 persen," kata Tito.

Terkait penyebab penurunan jumlah pengungkapan kasus di Polda Metro Jaya, Tito mengaku belum mengetahuinya. “Kami belum tahu apa penyebab penurunan ini. Apakah itu akibat dari system penanganan atau akibat anggaran. Kami akan evaluasi dulu soal ini,” kata Tito.
 
Namun, lanjut Tito, di tahun 2015 jumlah kasus tindak pidananya juga menurun ketimbang 2014 lalu.

Sepanjang 2015 ini tercatat jumlah kasus pidana yang dilaporkan sebanyak 44.304 kasus. Sedangkan 2014 lalu ada 44.687 kasus. Angka ini turun sebanyak 383 kasus atau 0,86 persen.

Memang dalam tahun 2015, ada beberapa kasus di Polda Metro Jaya yang hingga akhir tahun belum bisa diungkap Polda Metro Jaya dan jajarannya.
Berikut beberapa kasus yang dihimpun VIVA.co.id:

1. Pembunuhan Mahasiswa UI Akseyna


Sabtu, 26 Desember 2015, tepat sembilan bulan sudah kasus pembunuhan Akseyna Ahad Dori (18). Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Fakultas MIPA. Namun, hingga penghujung tahun ini, kasus tersebut masih menjadi teka-teki dan pihak kepolisian masih belum bisa mengungkap kasus tersebut.

Mahasiswa Jurusan Biologi itu ditemukan tewas dengan tas berisi pemberat batu di Danau Kenanga UI pada Kamis 26 Maret 2015 pukul 09.30.


Pada awalnya, satu sampai dua bulan sejak Akseyna ditemukan tewas. Polisi kebingungan menyebut ini pembunuhan atau bunuh diri. Apalagi ada secarik kertas yang awalnya diyakini tulisan Ace tertempel di dinding kamar kosnya. Dalam surat itu Ace seakan berpamitan untuk menghilang dan meminta orang-orang untuk tidak mencarinya.


Akan tetapi, dua bulan setelah ditemukan tewas, tepatnya 28 Mei 2015, polisi baru menegaskan Ace, panggilan akrab Akseyna tewas dibunuh dan meningkatkan kasusnya ke penyidikan untuk mencari tersangkanya.


"Ada indikasi tulisan itu bukan identik tulisan korban. Kedua, kalau dia bunuh diri dengan menggendong tas, dia masih punya peluang untuk melepaskan dan membuang batunya," kata Komisaris Besar Polisi Krishna Murti di masa awalnya menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.


Kasus ini memang menjadi atensi pihak kepolisian. Polisi pun membentuk tim Satgas Akseyna yang merupakan gabungan Polres Kota Depok dan Polda Metro Jaya. Gelar perkara pun dilakukan berulang kali dengan mengundang Kolonel Mardoto dan pihak UI.


Selain itu, Polisi pun membuat alamat surel peduli.akseyna@gmail.com untuk menghimpun informasi dari pihak-pihak yang mengetahui kabar Ace di hari-hari terakhir hidupnya.


Dalam kasus Akseyna, Krishna pun menyebut letak kesulitan penyelidikan kasus ini adalah rusaknya tempat kejadian perkara sehingga anjing pelacak tak dapat mengendus jejak si pelaku.


2. Pembunuhan Pengusaha Nelson Marbun


Pembunuhan pengusaha Nelson Marbun (65) di Rumah mewah di Kompleks Taman Meruya Blok A 11 RT 09 RW 04 Kembangan Jakarta Barat, hingga saat ini juga belum terungkap.


Rumah mewah tersebut disatroni tamu tak diundang pukul 02.00 dini hari, Sabtu, 12 September 2015. Si tamu dengan membabi buta membacok Marbun di bagian lengan, wajah, kepala belakang, leher dan telinga kirinya.


Istri Marbun pun tak luput dari kesadisan pelaku. Riris Boru Pasaribu (63) mengalami luka terbuka di bagian kepala kiri atas, sela-sela jari tangan kiri dan luka memar di bagian kepala belakang.


Sementara itu, dua asisten rumah tangga Nelson, yaitu Nurhamah (18) dan Yusniati (19) disekap pelaku. Semula polisi mengatakan peristiwa ini adalah kasus perampokan sadis karena informasi awalnya pelaku menguras habis harta benda Nelson.


"Dugaan sementara telah terjadi perampokan disertai kekerasan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal dalam keterangan tertulisnya.


Polisi pun mengamankan seorang kuli bangunan berinisial NH yang diketahui sedang membangun rumah di belakang rumah Marbun. NH diamankan karena duabasisten rumah tangga Marbun mengatakan wajah pelaku mirip NH. Namun seiring pemeriksaan, polisi melepas kuli bangunan karena tidak ada bukti yang mengarah kepadanya.


Sementara itu, Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Kembangan Ajun Komisaris Polisi Widodo mengubah pernyataan polisi sebelumnya bahwa ada barang berharga milk Nelson yang hilang.


Setelah melakukan pemeriksaan terhadap belasan saksi, tidak ada satu pun barang Nelson yang dinyatakan hilang sehingga muncul dugaan pembantaian ini bermotif dendam.


"Tidak ada barang hilang," kata Widodo.


3. Pembunuhan Wanita Paruh Baya di Kramat Jati


Seorang wanita paruh baya Hasani (50) ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka tusuk di bagian leher di kediamannya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat malam, 4 September 2015.


Kapolsek Kramat Jati Komisaris Polisi Handini menegaskan, kematian Hasani murni pembunuhan karena setelah anggota menyisir seisi rumah korban, tak ada satu pun barang yang hilang.


"Sejauh ini anggota melihat tanda kekerasan di tubuh korban, tusukan di lehernya," kata Handini.


Hasani pertama kali ditemukan saudaranya Rohim alias Bohir yang berniat berkunjung ke rumahnya. Bohir yang tak kunjung dibukakan pintu akhirnya curiga dan membuka paksa pintu rumah, karena diketahui korban yang tinggal sebatang kara semestinya ada di dalam rumah.


Hingga saat ini, kasus tersebut belum terungkap baik pelaku maupun motif dari pembunuhan tersebut.


4. Pembunuhan Pria Berbehel di Manggarai


Ahmad Sugarna (15). Pria berkawat gigi atau berbehel ditemukan terbunuh di pinggir rel di Jalan Manggarai Selatan 3, RT 4/10, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu, 6 Juni 2015.


Sugarna tewas dengan kondisi mengenaskan. Lehernya tergorok dan jarinya nyaris putus. Tapi sampai kini, pihak kepolisian belum mengungkap dan menangkap pembunuhnya.


Kasus ini 'hanya' ditangani oleh Kepolisian Sektor Tebet. Sugarna yang berprofesi sebagai sopir tembak hidup miskin bersama sang kakek bernama Sadeli (65). Bahkan sang kakek sampai menyelidiki kasus tewasnya sang cucu.


Kanit Reskrim Polsek Metro Tebet, Inspektur Satu Mudiran, mengatakan sampai saat ini kasus pembunuhan Sugarna memang masih ditangani Polsek Tebet. Polda Metro Jaya baru mulai hendak ikut menyelidiki beberapa hari kemarin.


"Kemarin baru ada dari Polda Metro Jaya yang ambil LPnya. Akan dibantu Polda Metro Jaya juga mungkin," kata Mudiran pada waktu itu.


Sementara itu, Mudiran mengaku akan melimpahkan kasus ini ke Polres Metro Jakarta Selatan. "Ini tergolong kasus berat, makanya sedang saya mau limpahkan ke Polres. Nanti saya mau bicara dulu dengan Kapolsek," ucap Mudiran.


Terakhir, kata Mudiran, pihaknya mendapat petunjuk dari beberapa saksi bahwa para pelaku pembunuhan adalah kelompok pengamen yang beroperasi di Tangerang. Dia sudah mengirim orangnya kesana, tapi kemudian kembali tanpa hasil.


Dalam kasus ini Polisi melakukan cara-cara penyelidikan tradisional. Sebab korban tak memiliki ponsel yang dibawa pelaku. Makanya Polisi melacak dengan cara mencari para saksi dengan menelusuri kelompok-kelompok pengamen yang dicurigai. ‎


Makanya, kasus ini lebih rumit ketimbang kasus pembunuhan lainnya dalam pengungkapannya. Sebab Polisi tak bisa melakukan pelacakan dengan teknologi apapun.


5. Mayat di dalam mobil BMW


Wiliyanto (30), ditemukan tewas di dalam Mobil BMW bernomor polisi B 2074 RS. Mobil tersebut terparkir dalam bengkel Andri Service Motor milik kakaknya sendiri Andri (41) di Pulogadung, Jakarta Timur, itu ditemukan tewas, Jumat 23 Oktober 2015.


Ia ditemukan usai dua hari dinyatakan menghilang oleh keluarganya. Menurut Andri, adiknya memang sering menghabiskan waktu di dalam mobil tersebut, bahkan tidur di mobil.


Jasad Willy yang memasuki tahap pembengkakan berada di pintu belakang kanan mobil dengan kondisi tangan dan kaki terikat serta ada jerat di kepalanya dan mulutnya di lakban. Saat ditemukan, keponakannya Dendy mencium bau busuk dari dalam mobil.


Darah yang tak tercecer di dalam mobil mengindikasikan Wiliyanto dihabisi dulu di suatu tempat. Tapi ironisnya, para montir lain termasuk Andri, kakak korban, tak memergoki pelaku memasukkan korban ke BMW yang berada paling pojok bengkel itu.


Hasil visum menunjukan penyebab utama Wiliyanto tewas karena kehabisan napas akibat sumpalan di mulut.


Saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa beberapa kerabat dekat Willy, didapati fakta tak ada satu pun harta benda Willy yang hilang sehingga kasus ini diduga murni pembunuhan.


"Barang korban diketahui tidak ada yang hilang, masih kami dalami lagi. Kami masih cari motifnya," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Umar Faroq.


Berdasarkan hasil gelar perkara, diduga pelaku menghabisi Willy di luar mobil kemudian menyeret jasadnya ke dalam mobil. Namun hingga kini, polisi dapat belum menemukan pembunuh Willy dan kasus ini belum terungkap.


6. Penculikan Bocah di PGC

Kasus penculikan gadis cilik berinisial SE (6) di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur menyedot perhatian publik. SE mendadak hilang di pusat perbelanjaan itu pada Sabtu 18 Juli 2015 setelah lepas dari pengawasan orang tuanya. SH hilang ditempat bermain di area Mall tersebut.


Akhirnya, rekaman closed circuit television (CCTV) terlihat anak dari pasangan suami sitri Rd dan S. telah dibawa pergi orang tak dikenal.


Dari CCTV terpampang jelas bagaimana pelaku yang memakai baju garis-garis mengajak korban sampai akhirnya menghilang dari sorotan CCTV meninggalkan mall tersebut.


Dalam rekaman CCTV tampak SH akrab dan sudah mengenali sang pelaku. Namun, orang tua SH mengaku mereka tidak mengenali orang di dalam CCTV tersebut.


Hilangnya SE memang menjadi perhatian media dan masyarakat. Rekaman CCTV kerap diputar berulang-ulang dan pihak kepolisian serta keluarga membuat selebaran mengenai anak hilang.


Beberapa hari penyelidikan tak menemukan petunjuk di mana korban termasuk pelakunya. Namun, mendadak SE kembali. Seorang sopir taksi di Bekasi mengaku diminta orang tak dikenal mengantar SE kembali ke PGC.


"Anak SH ditemukan oleh pengemudi taksi BlueBird di Pekayon, Bekasi," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal.


Iqbal mengatakan, menurut keterangan sopir taksi, SH ditemukan dipinggir jalan depan Mall di daerah Bekasi sekitar pukul 06.00 WIB.


"Menurut pengakuan sopir taksi, ia melihat Cintya dan diminta untuk mengantarkan Cintya oleh seseorang ke PGC dan sopir taksi berpikir orang tersebut ingin menyewa taksinya seperti masyarakat umum," kata Iqbal.


Untuk itu, pihak kepolisian sampai saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap sang sopir taksi untuk dimintai keterangan. "Kita sedang periksa keterangan sopir taksi siapa yang meminta SH di bawa ke PGC," terang Iqbal.


Hingga saat ini, pihak kepolisian belum bisa menangkap siapa pelaku penculik SH dan misteri siapa yang menyuruh sang sopir taksi mengantar SH.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya