Pemprov DKI Bakal Perlebar Trotoar Hingga 14 Meter

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada Faizal
Sumber :
  • Viva.co.id/Bayu Nugraha

VIVA.co.id – Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada Faizal, mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan pelebaran trotoar di beberapa ruas jalan di Ibukota. Rencananya, trotoar tersebut akan dilebarkan 9 hingga 14 meter.

Gubernur Anies: Yang Bikin Macet Mobil dan Motor Bukan Trotoar

"Diperkirakan lebarnya 9-14 meter. Saat ini, hanya 1-2 meter," kata Yusmada dalam diskusi di Jakarta Pusat, Selasa, 12 Juli 2016.

Yusmada menjelaskan, pelebaran trotoar tersebut dilakukan, karena Pemprov DKI ingin mengubah konsep moving rider menjadi moving people.

Pemprov DKI Teruskan Potong Kabel Optik Internet, YLKI Angkat Suara

"Kita kan mau masyarakat menggunakan transportasi umum. Kalau moving people kan dari awal sampai akhir perjalanan gunakan kendaraan umum, nanti ada MRT dan ada ribuan orang yang keluar masuk, pasti dibutuhkan trotoar yang lebar," tutur dia.

Nantinya, jalur lambat di ruas jalan Sudirman-Thamrin akan dikorbankan untuk pelebaran trotoar tersebut. Adapun fasilitas yang ada di trotoar, yakni area penghijauan, listrik, air dan internet.

Trotoar Ibu Kota Bersolek, Angkat Pamor Jakarta

"Nanti ada pohon, saluran air listrik dan internet. Kita juga tidak boleh lupa mengakomodir saudara kita penyandang disabilitas. Kalau trotoar hanya 1-2 meter, bagaimana mengakomodir saudara kita tersebut?" katanya.

Selain itu, dia menambahkan, fasilitas trotoar juga akan dibuatkan jalur sepeda, sehingga pemakaian kendaraan pribadi, seperti mobil dan motor bisa berkurang.

Yusmada menyebut, proyek pelebaran trotoar tersebut sudah dimulai sejak tahun ini, yakni di Jalan Diponegoro, depan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan Jati Baru, Tanah Abang. Menyusul trotoar berikutnya di Sudirman, Thamrin, Rawamangun, Blok M, Pluit dan Tanah Abang.

Dengan pelebaran trotoar, dia berharap, dapat mengatasi kemacetan di daerah rawan macet, seperti Sudirman. Di daerah tersebut kendaraan sering bertemu dari jalur lambat ke jalur cepat, sehingga terjadi kepadatan.

"Lalu Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta) bilang kenapa enggak dimatikan saja jalurnya, dimatikan dalam arti dibuat pedestrian," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya