- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Suara calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sempat tidak terdengar di layar televisi saat menjawab pertanyaan calon wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, pada debat Pilkada DKI Jakarta, Jumat, 10 Februari 2017. Situasi tersebut pun disadari oleh Anies.
Anies menyinggung suaranya yang ‘hilang’ tersebut saat menjawab pertanyaan di sesi yang lain. Dia mengatakan bahwa pernyataan itu sangat penting dan berpengaruh untuk Jakarta lima tahun mendatang.
Keluhan Anies tersebut ditanggapi oleh panitia penyelenggara, yakni KPU DKI Jakarta. Mediator debat, Alfito Deanova, memberikan Anies kesempatan untuk berbicara. Video pertanyaan Djarot kemudian diputar kembali.
Djarot meminta Anies dan Sandi tidak mengobral janji yang mengawang-awang. Dia mempertanyakan program rumah tanpa uang muka selama 30 tahun.
"Di mana rumahnya, berapa ukurannya, siapa yang mendapatkan. Apakah sesuai aturan Kemenpera?" tanya Djarot.
Anies lantas berdiri dan menjawab pertanyaan tersebut. Menurut Anies, salah satu impian terbesar orang di Jakarta apalagi mereka yang hijrah ke Jakarta adalah bisa memiliki rumah.
"Skema pendanaan perbankan, kredit. Bukan pada kredit. Skema 15 tahun. Mereka yang butuh kredit, tidak cukup dana untuk membayar DP-nya," kata Anies.
Anies menegaskan bahwa situasi tersebut adalah masalah. Tugas gubernur tidak mendiamkan dan menyerah, tapi melakukan terobosan, memberikan solusi.
"Begitu banyak warga di Jakarta. Masih 30 persen hari ini tidak memiliki rumah sendiri," kata Anies.
Untuk mengatasinya dia akan bekerja sama dengan perbankan, bukan menyiapkan perumahan. Kredit tapi tanpa memberikan DP.
"Bagaimana? Mereka menabung selama 6 bulan sampai 10 persen secara konsisten. Itu dikonversi pengganti DP. Setiap bulan konsisten sesuai kemampuannya," kata Anies.
Dengan cara seperti itu, Anies yakin masalah itu bisa teratasi. Terlebih, wakilnya, Sandiaga Uno, cukup berpengalaman.
"Ada Bang Sandi yang sangat paham soal pendanaan," tutur dia.