Ahok Klaim Warga Jakarta Tak Ada Penderita Gizi Buruk

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
Sumber :
  • VIVA/Adin Lubis

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menduga kasus gizi buruk yang terjadi di Jakarta karena seseorang tersebut sebelumnya telah mengidap penyakit Tuberkulosis (TBC)  dan Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Ini Wilayah di Ibukota dengan Angka Gizi Buruk Tertinggi

Ia mengatakan, jumlah warga di Jakarta pengidap TBC atau HIV cukup banyak, sehingga banyak pihak mengklasifikasikan Pemerintah Provinsi DKI telah abai memantau wargannya terlebih soal jaminan kesehatan.

"Ini gizi buruk ada beberapa hal, kalau nggak dari luar kota atau pasti dia kena TBC atau HIV. Karena TBC cukup banyak di Jakarta. Kalau dia gizi buruk, biasanya TBC atau HIV karena kesulitan makan," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu 1 Maret 2017.

Ahok Sebut Pertamina Bisa Tetap Untung Bila Tak Naikkan Harga BBM 2022

Ahok mengklaim, Jakarta sebagai kota besar tidak ada lagi istilah bagi warganya terancam kelaparan. Ia menyebut, di bawah kepemimpinannya, warga miskin telah diberikan berbagai fasilitas dari pemerintah sehingga tak mungkin ada warga dengan gizi buruk, kecuali mengidap penyakit tertentu.

"Jakarta sebenarnya tidak ada cerita orang tidak makan. Kita bantu semua kok. Tapi kalo HIV atau TBC ya gitu. Kita tuh rata-rata TBC tinggi," katanya.

Hasto dan Ahok Sampaikan Pesan Megawati untuk Politisi Muda

Sebelumnya, seorang warga penderita gizi buruk ditemukan di wilayah Rawamangun, Jakarta Timur. Rejama berusia 16 tahun bermana Rollin Handika itu telah terbaring di rumah orangtuanya selama enam tahun.

Kondisi fisiknya yang berbeda bila dibandingkan orang dengan umur sama terlihat bobot tubuhnya hanya 16 kilogram.

Ayah kandung Rollin, Wastara mengatakan, kondisi anaknya yang mengalami kelumpuhan sejak duduk di kelas lima sekolah dasar (SD). Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penggali kubur di TPU Utan Kayu itu mengatakan, anaknya tak pernah dibawa ke rumah sakit karena terbatasnya biaya untuk berobat.

"Ya saya bingung, kalau mau berobat pakai apa? Uang tidak ada. Buat makan saja kurang," kata Wastara.

Ia menceritakan, awal mula kondisi anak bungsunya itu saat Rollin mengalami demam dan sekujur kakinya lemas. Dengan kondisi tersebut sehingga menyebabkan berat badannya terus menyusut. "Kami cuma pasrah saja sekarang. Tapi kami tetap berdoa agar bisa sembuh," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya