Ahok Tak Khawatir dengan Aksi Tamasya Al-Maidah

Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tak menghiraukan rencana aksi pengamanan oleh sejumlah massa di tempat pemungutan suara (TPS) saat hari pencoblosan 19 Februari 2017. 

SBY Sebut Kultur Politik Tanah Air Berubah Sejak Pilkada DKI 2017
Dirinya hanya ingin memastikan, sejumlah saksi yang diturunkan oleh pihaknya dapat mengetahui betul sistem pemungutan suara. Sebab, salah satu kendala pada putaran pertama banyak laporan warga kehilangan hak suaranya karena ketidakpahaman terkait administrasi saat proses pemungutan suara berlangsung. 
 
SBY Sindir Kejanggalan Pilkada DKI 2017
"Bahwa ketika orang membawa C6 (surat undangan memilih) harus menunjukkan KTP, dan saksi bukan duduk di meja sana. Saksi berhak melihat KTP identitas dengan C6 sama atau tidak. Kita tidak mau juga kalau curiga tamasya-tamasya ke Jakarta, C6 kalau oknumnya main, bisa memberikan C6 ke orang lain," kata Ahok di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin 20 Maret 2017. 
 
Pilpres 2019 Diharapkan Tak Seperti Pilkada DKI, Marak Hoax
Aksi massa yang dinamai 'Tamasya Al-Maidah' itu berencana mengerahkan warga dari luar Jakarta yang diketahui dimotori Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI (GNPF - MUI). Kelompok tersebut yang diketahui juga  menentang Ahok atas pernyataanya dianggap menistakan agama pernah mewacanakan hal serupa saat pelaksanana pilkada di putaran pertama.
 
Dengan demikian, Ahok mengatakan, peran saksi amat diperlukan untuk memastikan kedua belah pihak bisa tak merasa dicurangi dengan saling tuding adanya kecurangan di pemungutan suara. 
 
"Nggak apa-apa, makanya jadi kita juga mau memantau (bersama) yang di pinggiran," ujarnya. 
 
Ia pun berencana akan mengajak kedua pasangan calon beserta KPU untuk sama - sama bersepakat terkait kisruh data pemilih untuk putaran dua. Menurut Ahok, persoalan krusial saat putaran pertama banyak terindikasi dugaan kecurangan dengan mengalihkan formulir C6 miliknya kepada orang lain. 
 
"Kita juga bisa menduga seperti itu, makanya mari kita sama-sama jaga bersama. Saya harap media juga bisa sekaligus minta tunjukkin, datang ke TPS (dari) pinggiran Tangerang, Depok, Bekasi, untuk lihat apakah C6 yang dipakai itu dengan KTP yang dibawa sama tidak. Kalau tidak sama, kita tangkap bersama," ujarnya. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya