Tawuran di Dewi Sartika, Rebutan Parkir Puluhan Tahun Silam

Polisi tunjukan barang bukti tawuran di Dewi Sartika, Jakarta Timur.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Anwar Sadat

VIVA.co.id – Kepolisian Polres Metro Jakarta Timur menangkap dua orang pelaku pembacokan Albert Jhon Daniel (19) saat tawuran di Dewi Sartika, Kramat Jati Jakarta Timur pada Senin, 24 April 2017 lalu. Kedua tersangka itu yakni EG (17) dan Muhammad Fauzan Alias Ozan (19). 

Bentrok 3 Gangster Remaja di Bekasi, 1 Orang Kena Bacok dan Motornya Raib

Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur, Ajun Komisaris Besar Sapta Maulana menjelaskan kedua tersangka ini berhasil ditangkap di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur sehari setelah tawuran terjadi. Keduanya sama-sama berperan sebagai pelaku pembacokan terhadap korban. 

"Fauzan membacok kepala korban dan EG membacok punggung korban," kata Sapta di Mapolres Metro Jakarta Timur, Kamis, 27 April 2017.

Remaja Tewas Usai Terlibat Tawuran di Jagakarsa

Menurut Sapta, EG membacok punggung sebelah kanan korban dengan senjata tajam jenis pedang bulu ayam sebanyak dua kali. Sedangkan Fauzan membacok kepala sebelah kanan korban sebanyak satu kali dengan senjata tajam jenis corbek (celurit besar) hingga menancap di kepala korban.

Kedua tersangka ditangkap dengan beberapa barang bukti berupa senjata tajam jenis celurit ukuran besar dan sebilah samurai. Keduanya dikenakan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dengan hukuman maksimal 10 tahun penjara.

Viral Puluhan Remaja Tawuran di Jaktim, Satu Orang Tersungkur Dibacok Lawan

Terkait tawuran tersebut, Sapta mengatakan, itu sudah berlangsung puluhan tahun silam. Awal mula pemicu tawuran sebenarnya hanyalah hal yang sepele yakni perebutan wilayah lahan parkir di daerah setempat. 

"Tawuran ini sudah berlangsung lama. Sudah puluhan tahun. Persoalannya memang sepele, pada awalnya masalah parkir. Tapi sudah bertahun-tahun terjadi ya akhirnya hanya saling membalas aja," kata Sapta.

Dalam tawuran ini juga ternyata tak hanya melibatkan dua belah pihak. Melainkan, ada pihak luar yang terlibat dan membantu dalam bentrokan tersebut. Keterlibatan pihak lain itu terungkap lantaran jumlah asli warga Asrama BS (Batalyon Siliwangi) tidak sebanyak saat aksi tawuran yang terjadi.

"Hasil periksa begitu, temuan di lapangan bahwa yang ikut tawuran bukan hanya dari asrama BS sendiri, tapi campuran (ada dari luar)," ujarnya

Keterlibatan pihak ketiga itu, dikatakan Sapta, lantaran adanya undangan warga asrama BS yang meminta bantuan untuk aksi tawuran dengan warga Budi Asih. Ini memang tidak terjadi begitu saja.

Aparat kepolisian sejauh ini telah melakukan berbagai cara untuk pencegahan, salah satunya yaitu koordinasi dan komunikasi secara intensif dengan pihak Kecamatan, tokoh masyarakat setempat dan aparat penegak hukum lainnya

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan sweeping di lokasi kejadian. Dan saat operasi itu, polisi berhasil mengamankan senjata tajam (sajam) yang telah disiapkan untuk tawuran. 

"Mereka punya tempat penyimpanan sajam. Jadi kalau mau tawuran semua pelaku ke situ, ngambil senjata. Kita sudah sisir ke situ, kita temukan di semak, deket lapangan tenis," ujarnya. 

Terkait tawuran, Sapta mengatakan belum menemukan adanya provokator atau warga yang memotori aksi tawuran tersebut. Pihaknya masih menyelidiki hal tersebut lebih lanjut.

"Sementara ini, tawuran itu terjadi karena keinginan dari jiwa mereka sendiri. Enggak ada provokator," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya