Mulyadi Tusuk Brimob karena Suka Baca Ajaran ISIS di HP

Lokasi penyerangan polisi di kawasan Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.
Sumber :
  • Bayu Nugraha

VIVA.co.id – Kepolisian masih melakukan penyelidikan atas penusukan yang dilakukan pria bernama Mulyadi alias Mul terhadap dua anggota Brimob yang sedang Salat Isya di Masjid Falatehan, Blok M, Jakarta Selatan.

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Berdasarkan penyelidikan sementara, terungkap sebuah fakta tentang kenapa pria berusia 27 tahun nekat menyerang petugas kepolisian.

Menurut Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto, kakak pelaku menceritakan, sebelum melakukan penyerangan, memang terlihat ada perilaku berbeda dari Mulyadi.

Kemarin Gamblang, Kini Rusia Secara Resmi Salahkan Ukraina atas Serangan Terorisme di Moskow

Dalam beberapa waktu belakangan ini, Mulyadi terlihat sering menghabiskan waktu untuk melihat dan membaca konten radikal di media sosial melalui telepon pintar miliknya.

Tak hanya itu, Mulyadi juga sudah sering mengatakan bahwa paham dan ideologi kelompok teroris ISIS baik dan benar.

Kremlin: Presiden Vladimir Putin Rasakan Kesedihan Mendalam Atas Aksi Terorisme di Moskow

"Diketahui bahwa Mulyadi ini selalu asyik dengan handphonenya. Setiap ketemu dengan temannya, kakaknya dia selalu mengatakan bahwa ISIS itu baik, khilafah itu baik dan dia terus menyampaikan itu dan kelihatan dia sudah terkontaminasi pemikirannya dengan media sosial tentang konten-konten radikal," ujar Sety di Mabes Polri Jakarta, Senin, 3 Juli 2017.

Setyo mengatakan, dari hasil penyelidikan, juga ditemukan fakta bahwa tidak ada hubungan antara Mulyadi dengan jaringan teroris manapun, apalagi dengan ISIS. 

Atas fakta-fakta ini diduga kuat Mulyadi memang melakukan penyerangan itu karena niat dari diri sendiri tanpa ada yang mengajak atau menyuruhnya. Polisi menyebut aksi Mulyadi ini dengan julukan Lone Wolf alias serigala tunggal.

"Tidak ada (kaitan dengan jaringan teroris). Dia sementara masih lone wolf. Yang sampaikan tadi bahwa dia terkontaminasi dengan konten media sosial radikal. Sementara tidak ada jaringannya. Karena sudah kita cek dari hubungan-hubungan baik secara fisik maupun komunikasi dia, tidak ada dan  belum didapat adanya jaringan," ujar Setyo.

Seperti diberitakan, Mulyadi menikam dua anggota Brimob yang sedang salat Isya pada, Jumat, 30 Juni 2017. Mulyadi akhirnya tewas setelah ditembak polisi saat berusaha melarikan diri usai penikaman.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya