72 Siswa SMA 10 Bekasi yang Ditelantarkan Merasa Dibuang

Ilustrasi siswa SMA
Sumber :
  • VIVAnews/Maryadie

VIVA.co.id – Sebanyak 72 siswa baru di SMAN 10 Bekasi, Jawa Barat, tak mendapatkan pengajaran mulai hari kedua masuk sekolah hingga saat ini. Lebih dari sebulan sudah, para siswa hanya datang ke sekolah, duduk-duduk dan pulang. Mereka mengaku, tak pernah ada guru yang datang mengajar ke kelasnya.

Kadisdik DKI Akan Dilaporkan ke Ombudsman Terkait Syarat Usia PPDB

Para siswa tersebut pada Kamis pagi, 10 Agustus 2017, sebagian berada di luar kelas dan sebagian besar sudah duduk di ruangan. Mereka mengatakan ingin segera belajar.

"Sudah beberapa minggu enggak ada guru, cuma pas hari pertama doang," kata Alya, salah satu siswa sekolah kepada tvOne.

Banyak Siswa SMP Tak Lolos Masuk SMA karena Aturan Usia PPDB DKI

Dia dan teman-temannya mengatakan merasa sedih karena melihat siswa-siswa lain sudah mulai belajar dan mendapatkan buku-buku yang diwajibkan.

"Teman-teman banyak yang ngatain anak buangan lah, kok sekolahnya begitu. Kan kami malu," kata siswa tersebut.

Tak Punya Listrik di Rumah, Larut Malam Siswa ini Bikin PR di Sekolah

Kasus 72 siswa ditelantarkan ini sebelumnya disebut terjadi karena mereka tidak terdaftar resmi di SMA tersebut. Namun orangtua siswa menyatakan bahwa mereka mendaftarkan anaknya melalui RW yang mendapatkan arahan dari pemerintah kota bahwa anak-anak yang belum mendapatkan sekolah di tahun ajaran baru dimasukkan ke SMAN 10.

"Kami RW cuma ngantarkan anak-anak masuk di 10. Pihak sekolah menyatakan anak-anak diakomodir di (SMA) 10," kata Ketua RW, Erwin, dalam kesempatan yang sama.

Sementara orangtua para siswa berharap anak-anak mereka segera mendapatkan pengajaran. Pada hari ini disebutkan, untuk pertama kali ada guru yang mendatangi kelas siswa-siswa tersebut setelah dilakukan mediasi dua hari lalu dengan pihak sekolah.

"Anak-anak kami ini merasa terbuang dan tidak ada pengajaran dari gurunya. Status mereka juga sama sekali tidak tahu apa diterima atau tidak. Ini jalur RW," kata Erika, salah satu orangtua siswa. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya