- VIVA.co.id / Eduward Ambarita
VIVA – Ratusan orang melakukan aksi protes di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat, 8 Desember 2017.
Massa yang terdiri dari sejumlah organisasi massa islam seperti Nahladul Ulama, Aman Palestin, Al Aqso Working Group dan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Indonesia menyesalkan sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel disebut arogan dan mengancam perdamaian dunia. Salah satu orator di depan mobil bak terbuka menyatakan, status wilayah Yerusalem merupakan milik Palestina.
"Status Yerusalem milik Palestina, bukan Israel," seru orator di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Ketua Pusat Komunikasi FSLDK Indonesia, Fahrudin Alwi, mendukung dan siap mengawal langkah pemerintah dalam penyelesaian isu ini bersama komunitas internasional.
Mereka juga mendesak anggota negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menunjukkan posisinya dalam mendukung kemerdekaan Palestina.
"Kami juga mengimbau seluruh masjid di Indonesia (khususnya masjid Kampus) untuk melakukan pencerdasan kepada masyarakat tentang pentingnya Yerusalem bagi umat Islam melalui khotbah," kata
Sementara itu Direktur Aman Palestinie, Miftah Firadel, pemindahan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem hanya memperpanjang masalah upaya perdamaian di kawasan itu. Menurut dia, Israel tidak layak menempati Yerusalem lantaran merupakan tempat suci umat Islam.
"Pasalnya, pemindahan ini bersifat politis, strategi hegemoni kota Al-Quds secara total, untuk dijadikan sebagai ibu kota abadi bagi Yahudi," kata Miftah.