Malam Ini, Masyarakat DIY Gelar Doa Bersama

VIVAnews-Belum tuntasnya penyusunan RUU Keistimewaan, masyarakat Yogyakarta atau yang tergabung dalam Paguyuban Abdi Dalem Keprajen Ngayogyakarta, malam ini, Rabu, 8 Oktober 2008 akan menggelar mujadahan atau doa bersama. Kegiatan akan dilakukan di empat sudut di sekitar Kraton Yogyakarta.

"Kita akan gelar Laku Budaya Bisu Mubeng Beteng (mujadahan) atau doa bersama dipimpin oleh 9 ulama se Yogyakarta. Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan dan keresahan Kawula Mataram atas semakin berlarutnya RUU Keistimewaan DIY," ujar Humas Kawula Ngayogyakarta Widihasto Wasana Putra.

Aksi ini juga diikuti ribuan warga Kabupaten Bantul yang juga merasa prihatin keresahan kawula mataram atas semakin berlarutnya RUU Keistimewaan DIY.

Sementara itu sehari sebelumnya elemen warga Jogja yang menamanakn dirinya “Kawula Ngayogyakarto” melakukan aksi kibar bendera atau panji-panji Paguyuban Abdi Dalem di empat sudut perempetan Tugu Yogyakarta.

Panji-panji yang dikibarkan anatara lain Panji Merah Putih, Panji Paguyuban Abdi Dalem Keprajan/propinsi “Budi Wadu Praja”, Panji Paguyuban Abdi Dalem Kota Yogyakarta “Bangun Tolak”, “Pandan Binetot” dari Bantul, “Pare Anom” dari Kulon Progo,

“Podang Ngisep Sari” dari Gunung Kidul dan “Mega Ngampak” dari Sleman. Juga ada Panji Kraton “Gula Kelapa”. Menurut rencana pengibaran panji-panji ini akan terus dilangsungkan sampai Sabtu mendatang.*laporan kontributor Yogyakarta Saiful Bakhtiar.

Sisterhood Modest Bazaar, Berburu Baju Lebaran Hingga Menu Berbuka
Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Guru Besar Fakultas Psikologi UI Prof. Dr. Mirra Noor Milla, sepakat bahwa perempuan, anak-anak, dan remaja rentan terpapar radikalisme, seperti paparan BNPT

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024