Menkes: Jangan Percaya Terapi di Rel Kereta

Terapi Listrik di Rel Kereta
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Setyaningsih, menghimbau agar masyarakat tidak menggunakan rel kereta sebagai alat terapi. Dia mengatakan, berebah di atas rel kereta api sangat tidak dianjurkan karena beresiko besar.

Ditemui di Jakarta, Sabtu, 23 Juli 2011, Endang mengatakan terapi itu belum terbukti secara ilmiah, atau dengan kata lain hanya mitos belaka.

"Kalau kesetrum gimana, lebih baik gak usah," kata Endang di Jakarta, Sabtu 23 Juli 2011.

Terapi rel kereta dilakukan oleh warga di sekitar stasiun Rawabuaya, Cengkareng. Biasanya setiap sore, lebih dari 20 orang akan merebahkan tubuh mereka di rel dengan harapan memberikan manfaat kesehatan.

Mereka percaya terapi semacam itu dapat meningkatkan vitalitas tubuh dan menyembuhkan berbagai penyakit, seperti darah tinggi, diabetes, rematik, asam urat, kegemukan dan kolesterol tinggi.

Endang mengatakan hal tersebut tidak mungkin. Dia mengatakan sengatan listrik di rel kereta hanya seperti pijatan kecil saja, tidak akan berpengaruh banyak. "Pijatlah yang lebih aman, jangan di rel kereta api," kata Endang.

Terapi gratis itu bukan tanpa risiko. Dengan berbaring di lintasan rel yang masih aktif digunakan, mereka harus segera berdiri dan menjauh dari rel setiap mendengar tanda kereta hendak melintas. (ren)

Kisah Mualaf Jorvan Vieira Pelatih Timnas Irak yang Berhasil Membawa Timnya Menjuarai Piala Asia
Kiper Dallas FC, Maarten Paes

Niat Mulia Maarten Paes untuk Timnas Indonesia

Maarten Paes, resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah melakukan pengambilan sumpah di Jakarta, Selasa 30 April 2024. Ini niat mulia kiper FC Dallas tersebut.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024