- VIVAnews/Tudji Martudji
VIVAnews - Lan Fang, novelis yang juga aktivis Tionghoa
asal Surabaya tutup usia, setelah menjalani perawatan di RS Mount Elizabeth Singapura, Minggu siang 25 Desember 2011, tepatnya pukul 12.30 waktu setempat.
Pemilik nama Go Lan Fang itu meninggal dunia akibat kanker payudara
akut. Rencananya, hari ini, jenazah Lan Fang dibawa pulang ke
rumahnya di Perumahan Pepelegi, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur. Setelah
sebelumnya disemayamkan di Adi Jasa Jalan Demak, Surabaya.
Berbagai tulisan dikenal sebagai buah karyanya, diantaranya novel
berjudul, Ciuman di Bawah Hujan (CHB), Perempuan Kembang Jepun (PKJ) dan 'Tanda Tanya'.
Di komunitas awak kesenian Surabaya dan Jawa Timur, sosok Lan dikenal bersahaja, ramah, dan dekat dengan semua teman.
"Aku sama Lan dekat, teman-teman lain juga gitu. Karyanya ngepop,
terus yang menarik dari Lan semangat belajarnya yang tinggi. Karena
itu, sebagai orang keturunan Tionghoa, mau bergaul dengan siapapun tidak pandang pribumi dan berbagai macam agama," kata Hanifnashrullah awak Dewan Kesenian Surabaya (DKS) kepada VIVAnews.com, Senin 26 Desember 2011.
Belakangan ini, Lan diketahui giat menggalakkan Sastra Pesantren, dengan mensosialisasikan di pesantren-pesantren Madura, dan wilayah Jawa Timur, termasuk Ponpes Tebu Ireng Jombang. Di pesantren itu, Lan juga punya program rutin mengajar sastra seminggu sekali.
"Padahal dia beragama Budha. Itulah sosok Lan yang mengagumkan," tegasnya. Dengan kepergian Lan Fang, banyak seniman mengaku kehilangan. Ia memiliki kepedulian terhadap sesama yang sangat luar biasa. (Laporan Tudji Martudji, Surabaya)