- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews -- Maut terjadi di Jalan Raya Negara, kawasan Kelok Sembilan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, saat sebuah bus PO Yanti Grup jurusan Dumai-Solok tiba-tiba terbakar Selasa subuh, 1 Mei 2012. Tiga belas orang tewas terbakar, dalam posisi bertumpuk di bagian belakang.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen M. Taufik mengatakan, proses investigasi dan identifikasi korban tewas telah dilakukan. "Hingga saat ini masih dilakukan olah TKP lanjutan oleh Polres 50 Kota," kata dia, Rabu 2 Mei 2012.
Hingga kini belum ada pihak yang dianggap bertanggung jawab dalam insiden itu. Polisi telah mengamankan pengemudi untuk dimintai keterangan dan dalam rangka penyidikan lebih lanjut. Apakah ia sudah dijadikan tersangka? "Supir belum jadi tersangka, kami masih memeriksa saksi-saksi untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut, karena ini kan bukan kecelakaan," jelas Taufik.
Terkait peran pemilik armada bus dalam insiden itu, polisi juga masih menyelidiki. "Kalau misal berkembang ke PO-nya, karena terkait laik atau tidak laik jalan," tambah dia.
Bus PO Yanti diduga kuat tidak memiliki perangkat keselamatan penumpang: pemecah kaca. Sementara, hasil temuan sementara tim Dinas Perhubungan Sumbar, uji kelaikan kendaraan (Kir) bus maut itu dipertanyakan.
“Untuk kendaraan tertutup, ini menjadi wajib (pemecah kaca), kalau tidak dilengkapi, bisa tidak lulus uji Kir,” kata Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Barat, Akmal.
Sebelumnya, Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, Azril Tamin, korban tewas diduga tidak bisa menyelamatkan diri karena pintu belakang bus macet. Tumpukan barang di pintu belakang membuat pintu dorong bus ini tidak berfungsi maksimal sehingga 13 penumpang terjebak di sana dan menemui ajal.
“Saat dievakuasi kami menemukan korban tewas berada di pintu bagian belakang dalam posisi bertumpuk,” kata Azril Tamin.
Terungkap, Wanita Open BO Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh di Bekasi
Wanita 'Open BO' berinisial R (34) yang ditemukan tewas di Pulau Pari Kepulauan Seribu ternyata bukan dibunuh di sana.
