Temuan Kompolnas Dalam Konflik Sampang

pembakaran pesantren di madura
Sumber :
  • ANTARA/Saiful Bahri

VIVAnews - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menilai tidak ada keterlambatan penanganan oleh polisi dalam peristiwa kerusuhan di Sampang, Madura. Namun, antisipasi dan prosedur yang dilakukan dinilai tidak efektif.

Berdasarkan temuan dan pendalaman yang dilakukan Kompolnas di lapangan, saat peristiwa terjadi, jumlah personel juga terbatas. Karena saat itu bertepatan hari terakhir pelaksanaan operasi ketupat atau pengamanan lalu lintas mudik lebaran.

"Karena personel terbatas, sementara jumlah massa cukup banyak dan massif, polisi tidak dapat melakukan pencegahan secara maksimal," kata komisioner Kompolnas, Muhammad Nasser di Surabaya, Minggu 2 September 2012.

Kompolnas juga menolak jika disebutkan bahwa ada pembiaran oleh polisi saat peristiwa penyerangan terjadi, hingga menewaskan dua orang, puluhan luka-luka dan 49 rumah dibakar. "Kami tidak menemukan bukti keterlambatan, atau pembiaran oleh polisi yang diatur sesuai pasal 304 KUHP," ujarnya.

Peristiwa yang terjadi di Desa Karang Gayam Kecamatan Omben, dan Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang itu kata Nasser adalah konflik horisontal antara dua kelompok yang awalnya hidup berdampingan menjadi pecah akibat pandangan yang berbeda dalam tata cara ritual keagamaan.

Namun sayang, pihaknya tidak menjelaskan rinci saat ditanya terkait kegiatan intelijen yang dinilai gagal soal informasi yang didapat, karena hal serupa juga terjadi pada Desember setahun lalu. "Soal itu, kami belum bisa jelaskan," pungkasnya.

Keji! Siswi 15 Tahun di Lampung Disetubuhi Kakek dan Ayah Kandung Hingga Kondisinya Mengenaskan
Juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Ramezan Sharif

Brigjen Sharif Tuding Israel Berbohong Pembangkit Listriknya Rusak Usai Serangan Iran

Media Zionis yang melaporkan bahwa gedung pembangkit listrik tenaga nuklir Dimona di Israel rusak di wilayah pendudukan.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024