Tolak Jadi TKW, Perempuan Ini Kabur Dari Penampungan

Nabila (tengah), korban trafficking.
Sumber :
VIVAnews -
Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun
Nabila (19), wanita muda asal Garut, Jawa Barat, Minggu 30 Juni 2013, berhasil melarikan diri dari Wisma Nilam Sari Batam, yang digunakan untuk penampungan tenaga kerja wanita (TKW) sekaligus tempat penyekapan.

TKN Imbau Pendukung Prabowo-Gibran Tak Gelar Aksi Saat Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nabila nekat melarikan diri karena monolak hendak dijual ke Malaysia. Setelah berhasil kabur dari tempat penyekapan, korban langsung memberhentikan ojek dan akhirnya diantar ke Mapolsek Batuaji.
Kalahkan Australia, Timnas Indonesia U-23 Didominasi Alumnus PPLP dan SKO Kemenpora


Korban ditemani pengurus LSM Gerakan Anti Trafficking (GAT) Batam melaporkan kasus ini ke Mapolresta Barelang untuk mengungkap jaringan trafficking yang berasal dari Jakarta ini.


Ketua LSM GAT Batam, Samsul Rumangkang, Senin 1 Juli 2013, mengatakan korban disekap di tempat penampungan sejak tanggal 27 Juni 2013 lalu. Ia bersama 14 perempuan lainnya asal Jawa Barat rencananya akan dipekerjakan sebagai TKW di Malaysia.


"Dia disekap di Wisma Nilam Sari di daerah Pelita dan tidak boleh keluar dari kamar sejak pertama kali tiba di Batam," kata Samsul.


Menurut keterangan Samsul, sebenarnya korban menolak ketika mengetahui akan dibawa ke Batam lalu menuju Malaysia untuk menjadi TKW. Sebab, awalnya korban hanya dijanjikan untuk menjalankan usaha di Cianjur oleh seseorang bernama Lilis.


Namun begitu sampai di Cianjur, korban dibawa ke sebuah tempat untuk cek kesehatan. Selain itu, korban dibuatkan paspor setelah diketahui ternyata akan diberangkatkan ke Malaysia untuk menjadi TKW.


Korban yang sempat menolak tak bisa berbuat apa-apa karena disekap dan dikawal oleh pengawal berbadan tegap hingga akhirnya sampai dibawa ke Batam. "Paspor korban yang dibuatkan jaringan TKI ilegal ini juga berbeda dengan identitas asli korban," tegasnya.


Sampai di Batam, korban dipisahkan dengan rombongan karena sering melawan. Bahkan ponsel milik korban sempat disita, sampai akhirnya ia berhasil lolos melarikan diri dari tempat penampungan itu.


Sementara itu, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Barelang, Iptu Retno Aryanti ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut dan mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan.


Guna memperlancar proses penyelidikan, korban sementara dititipkan di
shelter
PPA Satreskrim Polresta Barelang."Kasusnya masih lidik, anggota masih di lapangan untuk melakukan pengembangan," kata Retno. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya