KSAD: Bangun Kepercayaan Lebih Murah daripada Perang

KSAD Jenderal TNI Budiman (kiri) bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Para pimpinan Angkatan Darat se-ASEAN berkumpul untuk membahas kesiapan memasuki Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Indonesia menekankan perlunya menjaga kemajemukan sebagai kunci stabilitas kawasan.
Sandra Dewi Ogah Bahas Kekayaan Suami, Tahu Harvey Moeis Korupsi?

Lobi di lapangan golf mengemuka dalam pertemuan para pimpinan Angkatan Darat negara anggota organisasi kerjasama Asia Tenggara (ASEAN), di Mandalay, Myanmar.  
Otto Hasibuan: Rakyat Dituduh Pilih Prabowo-Gibran karena Bansos, Ini Sangat Menyakitkan!

Adalah Brigadir Jendral Dato Seri Pahlawan Haji Yussof bin Haji Abd Rahman, Komandan Royal Brunei Land Forces yang mengungkitnya untuk mencairkan suasana. "Lobi di lapangan golf, terbukti efektif lancarkan komunikasi informal dan kerja sama. Mari kita tingkatkan," ujar Jendral Dato Yussof, Jumat waktu Myanmar. 
Rumor Ganjar Ditawari jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?

Ucapannya disambut senyum lebar para jenderal yang menghadiri 14th ASEAN Chiefs of Army Multilaterals Meeting (ACAMM). Saat menyampaikan sambutannya, Brunei menekankan pentingnya kegiatan olahraga antarangkatan darat untuk mengeratkan hubungan.

Kepala Staf Gabungan Pertahanan Myanmar Jendral Senior Thayay Sithu Min Aung Hlaing membuka pertemuan yang digelar di Hotel Mandalay Sedona, yang terletak di tengah kota, tepat di depan Istana Raja yang kini menjadi situs sejarah. Tuan rumah memilih tema pentingnya persatuan AD untuk menyambut berlakunya Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. 

"Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sulit dilakukan tanpa stabilitas keamanan dan politik di masing-masing negara dan di kawasan ini," ujar Jenderal Min Aung Hlaing.  

Dia menyinggung beragam isu termasuk pengrusakan lingkungan akibat eksploitasi sumberdaya alam yang dapat mengancam eksistensi manusia dan memicu problem keamanan non tradisional.

Sementara itu, delegasi Indonesia yang dipimpin langsung KSAD Jenderal TNI Budiman menyampaikan enam isu penting yang perlu jadi perhatian para pimpinan AD ASEAN.  

Mulai dari isu perbatasan antarnegara, terorisme dan radikalisme, penanganan bencana alam, toleransi antaragama di setiap negara dan antarnegara, konflik internal sampai pentingnya meningkatnya latihan bersama.  

Indonesia berharap melalui forum ACAMM, komunikasi baik di tingkat pimpinan dapat berlanjut ke level komando di bawah, sampai ke prajurit. Masalah ini kembali ditekankan dalam pertemuan bilateral dengan pihak Malaysia, Myanmar, Thailand dan Filipina usai acara utama.

"Jauh lebih murah membangun rasa saling percaya ketimbang perang," kata KSAD Jenderal Budiman kepada wartawan ANTV, Uni Z Lubis, yang mengikuti acara tersebut.  

Selama 14 tahun berjalannya ACAMM, potensi konflik perbatasan maupun laut yang ada di kawasan ASEAN berhasil diredakan melalui komunikasi yang intensif. Kekompakan militer di ASEAN juga dimanfaatkan untuk memediasi potensi konflik antara negara anggota dengan negara lain di kawasan ini.

Kritik datang dari Kepala Staf AD Malaysia, Jenderal Datuk Raja Mohamed Affandi Bin Raja Mohamed Noor. "Pertemuan yang sudah berjalan selama ini harus ditindaklanjuti dengan program konkret. Kita perlu membentuk kelompok kerja, jangan cuma berhenti tataran wacana, " kata Jendral Datuk Raja Mohamed Affandi kepada Uni Z Lubis usai bertemu dengan KSAD Jenderal Budiman.

ASEAN adalah forum dengan negara anggota yang majemuk, memiliki beragam kekuatan dan potensi. Afiliasi politik luar negeri masing-masing negara ASEAN menambah unsur kemajemukan itu.

"Indonesia selalu menjalankan posisi di tengah, netral terhadap kekuatan politik internasional dan karena itu dihormati oleh anggota lain, termasuk dalam forum ACAMM," kata Jendral Budiman. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya