Kaleidoskop 2013: 27 Polisi Tewas Dibunuh

Polisi ditembak Alm. Aipda Koes Hendratno
Sumber :
  • ANTARA/Saptono

VIVAnews - Teror penembakan terhadap anggota Kepolisian meningkat di tahun 2013. Penembakan terhadap polisi dianggap sebagai aksi balas dendam atas penangkapan dan penembakan anggota jaringan teroris. Namun hingga kini, otak pelaku aksi ini belum teruangkap.

Dari catatan Indonesia Police Watch (IPW), jumlah polisi yang tewas saat menjalankan tugas sepanjang tahun ini mencapai 27 orang. Sementara 72 polisi mengalami luka-luka saat bertugas. Dari jumlah polisi yang tewas, sembilan orang ditembak dan 18 dibacok serta ditabrak. Satu polisi tewas karna dikeroyok geng motor di Medan.

Sedangkan dari jumlah polisi yang luka-luka saat bertugas, ada 11 polisi yang ditembak, 47 polisi dikeroyok, 14 ditusuk dengan senjata tajam. Kejadian terbaru adalah penusukan terhadap tiga anggota polisi lalu lintas dari Polsek Bandung Kulon oleh pengendara motor bernama Holil. Penusukan terjadi saat polisi sedang menggelar Operasi Zebra di Jalan Rahayu, Cigondewah, Kota Bandung, Jawa Barat pada 30 September 2013.

Menurut Ketua Presidium IPW Neta S Pane, jumlah kekerasan terhadap polisi saat bertugas meningkat tajam dibanding 2012. Meski tahun lalu ada 29 polisi tewas, tapi jumlah polisi yang luka-luka hanya 14 orang dan 20 tewas saat bertugas di tahun 2011.

"Penembakan dan pembacokan terhadap polisi terjadi mulai dari Aceh sampai Papua. Tapi penembakan dan pengeroyokan polisi di Jabodetabek terlihat meningkat," kata Neta dalam rilis catatan akhir tahunnya.

IPW mengaku prihatin dengan kondisi itu. Polri diharapkan lebih mawas diri dan melatih anggotanya secara maksimal. Agar terlatih, profesional dan peka dengan kondisi di sekitarnya.

Teror penembakan polisi


Dalam empat bulan terakhir terjadi 25 kasus penembakan misterius di seluruh wilayah Indonesia. Dari jumlah itu, delapan kali aksi penyerangan kepada polisi. Dari enam polisi yang tertembak, empat polisi meninggal dunia dan dua polisi mengalami luka-luka.

Kasus penembakan pertama menimpa anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Metro Gambir, Jakarta Pusat pada 27 Juli 2013. Ajun Inspektur Dua (Aipda) Patah Saktiyono ditembak orang tak dikenal dari jarak 10 meter di kawasan Cireunde, Tangerang Selatan.

Penembakan tejadi pada pukul 04.30 WIB. Pelakunya dua pengendara motor yang menggunakan helm. Dalam kondisi luka tembak dan berlumur darah, korban menuju Masjid Al Ihsan di sisi kiri Jalan Raya Cirendeu. Warga yang baru saja selesai menunaikan salat subuh berusaha menolong dan melarikan korban ke Rumah Sakit Bhineka Bhakti Husada.

Jenzah Aiptu Dwiyatna dibawa ke rumah duka

(Jenazah Aiptu Dwiyatna)


Aksi penembakan berikutnya terjadi pada 7 Agustus 2013 di Jalan Otista Raya, Keluruhan Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Tepat 10 hari setelah penembakan Aipda Patah Saktiyono, Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Dwiyatna, anggota Babinkamtibnas Polsek Cilandak, tewas dengan luka tembak di kepala.

Penembakan terjadi saat korban sedang dalam perjalanan menuju Polsek Cilandak Barat dari rumahnya di Pamulang Barat RT 01 RW 08 Kelurahan Pamulang. Karena berdinas pagi, selepas salat Subuh korban sudah berangkat.

Pelaku penembakan juga dapat dipastikan dua orang yang menggunakan sepeda motor dan mengenakan helm full face. Pelaku diduga kuat telah membuntuti korban setelah keluar dari rumah. Korban dipepet dari sebelah kanan dan ditembak pada bagian kepala hingga tewas di lokasi kejadian.

Polisi ditembak Aipda Kus Hendratno

Kunjungan ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Akan ke China dan Bertemu Xi Jinping

(Alm Aiptu Kushendratno)

Sepekan kemudian, tepatnya pada Jumat, 16 Agustus 2013, Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Kushendratno dan Bripka Ahmad Maulana tewas ditembak dua pengendara motor di Jalan Graha Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Malam itu, Aiptu Kus sedang mengendari sepeda motor menuju Polsek Pondok Aren untuk mengikuti apel pasukan pengamanan HUT RI ke 68. Tak jauh dari polsek, dua pengendara motor matic menembak kepalanya dari arah belakang. Korban seketika tersungkur dan meninggal di lokasi kejadian.

Health Minister Ensures Hospitals Ready to Handle Dengue Patients

Rupanya secara bersamaan, Bripka Ahmad Maulana bersama tiga rekannya dari tim Buser Polsek Pondok Aren melintas dan berusaha mengejar pelaku dengan menggunakan mobil.

Terjadi aksi saling tembak. Tapi nahas mobil yang ditumpangi Bripka Maulana terperosok dan terbalik setelah menabarak motor pelaku. Pelaku kemudian bangkit dan menembaki Bripka Maulana hingga tewas. Pelaku berhasil kabur setelah merampas motor milik seorang satpam yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.

Jenasah Bripka Sukardi di Asrama Polri

Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan

(Jenazah Aiptu Sukardi saat disemayamkan)

Belum berhasil polisi menangkap pelaku penembakan, teror kembali terjadi. Selasa, 10 September 2013, Aiptu Sukardi menjadi korban tewas dalam aksi penembakan yang dilakukan orang tak dikenal.

Dia ditembak saat berada di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Sukardi tewas dengan 4 luka tembak di bagian dada dan perut.

Penembakan terhadap Aiptu Sukardi terjadi pada pukul 22.20 WIB. Saat itu korban sedang mengawal rombongan truk. Dari hasil penelitian 50 lebih CCTV yang dikumpulkan polisi dari rute yang dilalui Sukardi, pelaku diperkirakan empat orang dan saling berboncengan motor. Dari rekontruksi, diketahui ada pelaku yang sengaja menunggu di depan KPK untuk mengeksekusi anggota Provost Satuan Pol Air, Baharkam Mabes Polri itu.

Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap tujuh terduga teroris yang masuk dalam kelompok Abu Roban. Kelompok ini diperkirakan mengetahui aksi penembakan terhadap anggota polisi di Pondok Aren, Cirendeu dan Pamulang beberapa waktu lalu.

Dua tersangka diduga mengetahui aksi penembakan. Mereka adalah Nurul Haq dan Hendi Albar. Ini berdasarkan keterangan dari Topan yang sudah ditangkap sebelumnya. Beberapa penangkapan terhadap terduga teroris kelompok Abu Roban dilakukan di Yogyakarta, Kebumen, Tangerang, Bone, NTB. Seluruh tersangka saat ini masih dikembangkan keterlibatannya.

Peristiwa tragis yang menewaskan polisi di daerah


Sejumlah aksi yang berujung kematian terhadap anggota polisi juga terjadi di sejumlah daearah di Indonesia selama 2013. Brigadir M Syarif Mappa tewas di tangan Mustakim alias Akim, kernet Metromini 640, jurusan Tanah Abang-Pasar Minggu pada 28 Oktober 2013 dini hari. Keributan yang berawal di atas metromini berlanjut hingga ke luar metromini. Pelaku mengeluarkan sebilah pisau dan menusukan ke tubuh korban.

Jumat, 13 September 2013, Briptu Ruslan Kusuma, ditembak orang tak dikenal saat sedang duduk di tempat pencucian motor di Depok, Jawa Barat. Setelah menembak korban, pelaku membawa kabur motor Kawasaki Ninja 250 cc milik polisi itu. Korban selamat.

Minggu, 15 Desember 2013, seorang perwira polisi dari Polda Bali, Komisaris I Putu Suarsa, tewas dibunuh saat menagih utang. Kejadian itu berawal ketika korban mendatangi rumah tersangka di Jalan Kerta Dalem Sari IV, Denpasar untuk menagih kekurangan pembayaran utang sebesar Rp4 juta. Korban diketahui akan menagih utang dari kerabatnya yang bernama Subhan, atas pembelian bahan-bahan bangunan yang baru terbayar Rp2,5 juta.

Seorang anggota Polres Keerom Papua, Briptu Sudaryo, tewas dikeroyok puluhan massa di dekat rumah adat Arso Kota, Kabupaten Keerom, Jumat malam, 13 Desember 2013. Korban menjadi sasaran amukan sejumlah orang saat mencegah aksi penghadangan dan pemalakan di Arso Kota Keerom.

Briptu Bambang Setiawan (30) tewas bunuh diri saat bertugas di Pos Penjagaan Mapolres Nganjuk, Jawa Timur, Minggu sore 24 November 2013.

Dia tewas setelah menembak dirinya sendiri sebanyak tiga kali di bagian dada dengan senjata jenis V2 Sabhara. Bambang bunuh diri lantaran malu karena telah mengambil uang milik tetangganya senilai Rp650 ribu.

Anggota Sabhara Polisi Polresta Palembang, Brigadir Fheran, tewas ditabrak mobil Panther warna merah berpelat nomor BG1645LI di Jalan Gubernur Haji Bastari Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu 10 Agustus 2013.

Seorang anggota polisi berpangkat brigadir, dan istrinya, Jumat 24 Mei 2013 ditikam seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Bandar Lampung.

Sang istri yang bernama Mailani (33) meninggal dunia, setelah mengalami luka tusuk di dada dan perut. Sedangkan Brigadir Agus Setiawan kritis, setelah ditikam di bagian perut.

Kapolsek Dolok Pardamean, AKP Andar Siahaan tewas diamuk warga saat melakukan penggerebekan bandar judi togel di Dusun Merek Rajahuta, Desa Buntu Bayu Pane, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Kamis, 28 Maret 2013. (umi)

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menyampaikan hasil survei.

Sentil Gugatan Paslon 01 dan 03 di MK, Qodari Soroti 2 Hal Ini

Qodari mengatakan jika Paslon 01 dan 03 serius, seharusnya mereka ajukan gugatan pencalonan Gibran ke PTUN sejak awal saat pendaftaran peserta Pilpres 2024 ditetapkan KPU

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024