Dua Tahun, 72 Polisi Diberhentikan Tidak Hormat

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar.
Sumber :
  • ANTARA/Reno Esnir
VIVAnews -
Heru Budi Didesak Segera Bangun Proyek Pengelolaan Sampah Sunter yang Mangkrak 5 Tahun
Polri sebagai abdi negara yang dekat dengan masyarakat diwajibkan menjalankan tugas dengan memberikan rasa aman yang jauh dari tindakan kriminalitas. Namun sayang, beberapa oknum kepolisian justru kerap melakukan pelanggaran.

BNI Bakal Terbitkan Global Bond US$500 Juta, Jadi Incaran Investor Asing

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, mengatakan dalam dua tahun terakhir atau tahun 2012-2014, instansinya mendata ada puluhan anggota Polri yang diperiksa oleh Bidang Propam (Profesi dan Pengamanan).
Arus Mudik di Aceh Diprediksi Meningkat 9 Persen pada 2024


"Ada 317 kasus dan 72 orang di antaranya telah dilakukan Pemberhentian Tidak Hormat (PTDH)," kata Boy saat ditemui di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis 4 September 2014.


Boy menjelaskan, dari 72 orang yang telah diberhentikan atau dipecat, 39 di antaranya terlibat kasus narkoba. Sementara, sisanya terlibat kasus yang berkaitan dengan asusila dan tindak pidana desersi.


"Mereka yang di-PTDH biasanya sudah pernah terlibat kasus lain sehingga memberatkannya atau pernah menjadi terpidana," ujar Boy.


Mekanisme PTDH, kata Boy, tidak bisa langsung dilakukan dengan cepat. Oknum yang bersangkutan harus menjalani sidang kode etik, dan menjalankan proses hukum pidana, hingga akhirnya sidang kode etik memutuskan yang bersangkutan tidak bisa lagi menjalani profesinya sebagai anggota Polri.


Namun, selama sidang tersebut yang bersangkutan juga diberikan kesempatan untuk membela diri. Keterangan itu, kata Boy, tetap harus didengarkan sebagai bahan pertimbangan.


"Mekanisme yang akan menentukan dia dapat diberhentikan dengan tidak hormat adalah atasan bukan pimpinan sidang," kata Boy.


Sebelumnya, dua anggota yaitu AKBP Idha Endri Prastiono dan Bripka MP Harahap membuat citra institusi Polri tercoreng. Keduanya ditangkap polisi Malaysia di Bandara Kuching karena diduga terkait kejahatan narkoba dan terancam hukuman mati.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya