Kemarau, Warga Kota Semarang Krisis Air Bersih

Krisis air
Sumber :
  • Dwi Royanto/VIVAnews
VIVAnews
Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi di Bekasi Terancam Gagal Karena Tata Kelola Buruk
- Musim kemarau yang telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir mengakibatkan warga di beberapa wilayah Kota Semarang, sulit mendapatkan air bersih. Salah satunya, warga yang berada di kecamatan Gunungpati, Semarang.

Prediksi Liga Europa: Atalanta vs Liverpool

Ratusan warga yang berada di kampung Deliksari, Gunungpati, banyak mengeluhkan sulitnya mereka mendapatkan air bersih di kampungnya. Hal itu, karena sejumlah sumur milik warga yang berada di dataran paling tinggi di Semarang, sejak tiga minggu terakhir tak keluar air.
PDIP Terbuka untuk Siapa Saja yang Mau Maju Pilkada Jakarta 2024


Warga yang berada di enam RT wilayah tersebut, bahkan harus menempuh jarak beberapa kilometer untuk mendapatkan air yang menjadi kebutuhan sehari-hari mereka.


Syafii (36), warga RT 04/RW VI Kampung Deliksari Gunungpati, mengaku warga di wilayahnya telah merasa kesulitan air, sejak sejak dua minggu terakhir.


Ironis, dia bersama warga lain bahkan harus mencari air di sumber air yang jaraknya hingga 1-2 kilometer dari rumah mereka.


"Kami harus berjalan kaki menuju sendang Gayam (sumber air) yang jauh, dengan membawa jerigen dan ember," ujar dia kepada
VIVAnews,
Senin 8 September 2014.


Kata dia, kebutuhan air bersih setiap hari warga di wilayahnya antara 2-4 jerigen per harinya. Sedangkan untuk mengambil air, mereka hanya bisa kuat mendapatkan dua jerigen air bersih.


Senada, Suharni (50), warga RT 02/RW V, Kampung Deliksari, mengungkapkan, air yang didapatkan dari sendang tetap tidak bisa dibuat untuk kebutuhan air minum.


Air itu hanya untuk dibuat kebutuhan mencuci dan mandi. Sedangkan, untuk minum, ia harus merogoh kocek membelinya.


"Kalau mau mendapatkan air besih buat minum setiap hari, ya harus membeli air di sendang seharga Rp6 ribu per empat jerigen. Karena, di sini hanya ada sumur tadah hujan. Airnya kurang bersih dan hanya bisa dipakai untuk mencuci baju dan mandi saja," kata Suharni.


Bahkan, lanjut dia, banyak warga memilih tidak tidur hingga larut malam demi mendapatkan stok air bersih yang distok secara grouping oleh pemkot setempat.


Dia berharap, Pemerintah Kota Semarang, segera menyuplai bantuan air bersih dalam jumlah mencukupi agar krisis air di kampungnya kali ini bisa teratasi.


Bantuan air bersih harus dilakukan secara rutin, agar warga bisa mencukupi kebutuhan air bersih untuk memasak, minum, dan keperluan rumah tangga lainnya.


"Kepada Pak Walikota, agar bisa memberi bantuan air bersih yang cukup untuk kebutuhan kami," ungkap ibu empat anak itu. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya